Mohon tunggu...
Julia Novrita
Julia Novrita Mohon Tunggu... Konsultan - Living my life to the fullest!

Educate yourself, submit to no one but your Creator!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sedekah Ramadan Ala "Bunda Hebat" Aceh "Lon" Sayang

5 Juni 2018   22:01 Diperbarui: 6 Juni 2018   10:49 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pengalaman yang berbeda di bulan Ramadhan tahun ini. Ibu-ibu muda di gampong saya, Aceh Lon Sayang, terutama yang tergabung dalam group Whatsapps 'Bunda Hebat Peduli Anak' bersepakat untuk mengadakan program sedekah harian. Program ini adalah program pertama mengingat group ini usianya juga masih beberapa bulan. Bentuk sedekahnya macam-macam yang disesuaikan dengan calon penerima sedekah yang siapa saja boleh mengusulkan. Bagi yang tinggal di gampong, mereka punya pilihan sedekah, yaitu bisa langsung dengan memberikan dalam bentuk barang.

 Sementara saya yang berada nan jauh di perantauan, menggunakan fasilitas 'dompet deposito' yaitu mentransfer sejumlah uang kepada sang pemegang amanah untuk dipotong setiap hari sesuai jumlah dan harga sedekah yang disepakati bersama dengan kisaran rata-rata antara 5000 - 10.000 rupiah.  Menariknya, mereka yang mengajukan diri untuk bersedekah tidak hanya ibu-ibu yang tergabung dalam group tapi juga anak-anak mereka dan anggota keluarga lainnya. Mereka menitipkan barang atau uang untuk dibelanjakan barang yang menjadi kesepakatan sedekah hari itu. 

Beberapa bentuk sedekah yang sudah sempat disalurkan yaitu sayur-sayuran untuk panti asuhan, kain sarung dan syrup Kurnia atau biasa disebut syrup cap Patung yang sangat terkenal di Aceh untuk guru mengaji para Bunda Hebat, gula dan tepung untuk ibu-ibu pembuat kue sebagai mata pencahariannya, beras untuk ibu-ibu pengumpul kerang, kipas angin untuk dayah / pesantren yang baru didirikan, paket bumbu masak kari kambing 'kuah beulangong' untuk dayah yang akan melaksanakan kenduri buka puasa, susu untuk rumah singgah penderita kanker, takjil untuk santri di pesantren, anak-anak dan remaja di rumah sakit jiwa dan juga mahasiswa yang dititipkan di Posko takjil di kawasan kampus UNSYIAH, Darussalam, serta sandal untuk berwudhu. 

Baru-baru ini ada sedekah yang luar biasa karena tak  direncanakan sebelumnya oleh Bunda Hebat yaitu sedekah tanah wakaf untuk Dayah Ulee Titi. Dayah ini kabarnya telah berdiri sejak penjajahan Belanda dengan santri yang berjumlah ribuan, laki-laki dan perempuan, tidak hanya dari dalam negri tapi ada juga dari negri jiran, Malaysia. Ada kelas yang dibuka untuk umum juga dimana beberapa senior di kampung saya masih aktif belajar agama Islam disana. Mereka adalah para pembelajar sejati yang menjadi role model bagi saya.

Pesantren tradisional ini sedang menggalang dana untuk pembelian tanah wakaf dengan harga 250 ribu per meter. Ketika berita ini disampaikan di group, banyak sekali yang antusias, memperebutkan kesempatan untuk bersedekah tanah wakaf ini setidaknya satu meter, yaitu 250 ribu, bahkan ada yang lebih tentunya sesuai dengan kesanggupan dan keikhlasan masing-masing. 

Kesempatan bersedekah untuk tanah wakaf ini memang termasuk kesempatan yang langka terutama juga mengingat track record pimpinan Dayah Ulee Titi ini, Abu Athaillah, yang tidak sembarang menerima sumbangan terutama jika  sumbernya tidak jelas dan niatnya tidak semata-mata mencari ridha Allah. Kehati-hatian beliau dalam pengelolaan sumber dana Dayah ini, berdampak pada independensi dayah yang cukup terjaga dari campur tangan mereka yang mabuk kekuasaan. 

Alhamdulillah, Bunda Hebat berhasil menyerahkan sedekah tanah wakaf ini dengan total seluas 108 meter dan semuanya dengan niat semata-mata mencari ridha Allah. Sungguh rahmat Allah yang luar biasa sekali karena jumlah itu terkumpul dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 2 x 24 jam. Budaya sedekah ini tak lepas dari kesadaran yang tinggi akan pentingnya ridha Allah atas rezeki yang telah diperoleh selama ini dan harapan sedekah yang dikeluarkan dapat menjadi bekal bagi kehidupan di akhirat nanti.  

Program sedekah Ramadhan ini sangat menarik karena dilakukan secara bersama-sama, dengan jumlah yang tidak besar tapi setiap hari selama bulan Ramadhan,  sehingga banyak yang bisa berpartisipasi bahkan oleh mereka yang jauh di perantauan sampai ke luar negri, Boston! 

Dengan pengorganisasian sedekah seperti ini, secara internal, program ini telah memperkuat hubungan silaturahmi tidak hanya sesama anggota dalam group tapi juga anggota masyarakat lain, termasuk mereka yang membutuhkan perhatian dan penghargaan bersama, seperti guru mengaji yang telah sepuh, para senior yang mulai sakit-sakitan, juga anak-anak dan remaja yang kurang beruntung serta lembaga pendidikan tradisional dan mesjid yang membutuhkan dukungan masyarakat bentuk apapun. 

Nilai lebih lainnya dalam program sedekah bersama adalah kesempatan saling berbagi nilai-nilai kebaikan dimana setiap anggota telah berperan sebagai promotor,  inspirator dan motivator untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.  Berapapun jumlah yang disedekahkan, apapun bentuknya memberi arti tersendiri  termasuk setiap perjalanan yang dilakukan para tim pengantar sedekah hingga sampai ke tangan penerima sedekah, yang jaraknya tidak selalu seputar wilayah gampong. 

 Nilai-nilai yang memperkuat silaturahmi dalam konteks yang lebih luas yang terjalin dari intensitas komunikasi, kerjasama, kolaborasi, dan kreativitas dalam pelaksanaan program tentunya tidak akan kita peroleh jika sedekah dilakukan secara individu apalagi sembunyi-sembunyi. Walaupun ada sedekah tertentu lebih baik dilakukan secara individu dan sembunyi-sembunyi terutama jika penerima sedekah tidak ingin penderitaannya terekspose ke khalayak luas karena menyangkut harga diri manusia yang rentan terlukai. Hal ini tentunya bisa dimaklumi karena jika harus memilih antara tangan diatas dan dibawah, semua ingin nasib tangannya selalu berada diatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun