Mohon tunggu...
Juliandika Lospha Pradana Ruby
Juliandika Lospha Pradana Ruby Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pengamat sekitar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Kecil

26 Maret 2015   06:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:44 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sore ini, anak kecil itu berlari-larian. Lalu terjatuh, dia tak menangis. Justru malah bangkit lagi setelah jatuh. Berlari lagi.

Aku iri dengannya. Dengan mudahnya bisa berdiri, lalu berlari lagi. “Tak terasa sakitkah dia ? Tak takutkah dia kalau-kalau terjatuh lagi ?”.

Dia ingin berlari. Karena ingin itu dia bangkit. Karena ingin itu dia hiraukan rasa sakit. Kalau jatuh, maka dia harus berdiri. Karena dengan berdiri dia bisa berlari. Dengan berlari dia bisa mencapai apa yang diinginkan.

Sederhana. Sangat sederhana. Kadang hanya demi sebuah permen. Kadang hanya demi sebuah susu. Dia akan berlari.

Aku iri dengannya. Kala aku jatuh, kenapa terasa sakit ? Kala aku ingin berdiri, kenapa terasa berat ? “Bagaimana kalau-kalau aku jatuh lagi ?”

“Rasanya akan sakit lagi kah ? Atau malah lebih sakit ?”

Aku iri dengannya. Tak bisakah dia merasakan hal yang sama denganku ? Memang ada saat terjatuh dia menangis. Tapi hanya sesaat. Setelah itu dia tak takut lagi untuk berlari.

Aku sangat iri dengannya. Aku sangat ingin menjadi sepertinya lagi. Tapi itu tak mungkin. Jelas tak mungkin.

Itulah takdir. Itulah ketetapan. Tapi ada satu yang masih mungkin untuk mengobati ke-irian ku ini.

Aku bisa menirunya. Dengan mengubah pikiran menjadi Anak Kecil lagi. Hanya ingin terus berlari. Berlari dan berlari terus. Karena dengan itu dia bisa mencapai inginnya. Karena dengan itu aku bisa mencapai inginku.

Aku dan Anak kecil,, marilah bersama-sama berlari !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun