Mohon tunggu...
Juliandika Lospha Pradana Ruby
Juliandika Lospha Pradana Ruby Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pengamat sekitar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

PTPN X, dari Membudayakan hingga Berbudaya Menulis

26 Maret 2015   05:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:44 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14273238591399870910

Dua bulan yang lalu saya melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di salah satu unit usaha PTPN X (BUMN) PG Meritjan, Kediri. PG Meritjan merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan tebu menjadi gula. Seperti pada umumnya perusahaan manufaktur terdapat bagian produksi, kasarannya yang biasa kita kenal adalah bagian lapangan dan bagian A.K.U (Akuntansi, Keuangan dan Umum). Karena dasar ilmu kuliah saya adalah akuntansi, maka saya meminta untuk ditempatkan di bagian A.K.U, khususnya di sub bagian pembukuan.

Kesan pertama kali melihat dan merasakan kondisi kerja disana cukup baik. Walaupun konteks kegiatan tidak recommended bagi mahasiswa PKL karena tidak ada kegiatan rutin yang bisa dilakukan alias banyak nganggurnya. Tapi sikap dan etos kerja karyawan yang ada disana cukup membuat orang luar (mahasiswa PKL) nyaman. Walaupun mereka banyak tuntutan kerja tapi tetap bersedia untuk ditanya tentang penjelasan umum pabrik maupun tugas masing-masing karyawan pabrik. Karyawannya juga ramah walaupun mereka bekerja secara profesional tapi juga terkadang untuk melepas penat saling bercanda satu sama lain.

Selain itu ada satu hal yang menurut saya unik tentang kebiasaan PTPN X. Tiap tahun PTPN X mengadakan LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) yang diperuntukkan kepada para karyawan tetap dan keluarga. Dan ada kewajiban bagi setiap yang karyawan yang mempunyai jabatan minimal kepala sub bagian pada setiap unit usaha untuk mengirimkan satu karya tulis untuk diikutkan lomba. Temanya setiap tahun beragam sesuai dengan kondisi kekinian Indonesia, khususnya di bidang perkebunan. Untuk tahun ini fokus pada tema bagaimana persiapan PTPN X dalam menghadapi MEA.

Bentuk LKTI seperti ini bisa jadi merupakan strategi untuk menghidupkan geliat gemar menulis kepada karyawan PTPN X. Awalnya, para karyawan membuat karya karena dari keterpaksaan mengikuti kebijakan. Sekarang, tanpa ada kebijakan untuk membuat lebih dari satu karya tulis pun, mereka bisa membuat 2 atau lebih karya tulis. Selain itu, cara ini bisa juga digunakan sebagai salah satu metode komunikasi formal untuk mengetahui masalah yang ada didalam tubuh PTPN X dan unit usaha nya. Tidak hanya masalah yang ditemukan, masing-masing karyawan pun bisa menawarkan solusi kreatif atas penyelesaian masalah tersebut. Sehingga kini, tak perlu lagi harus melalui jalur formal yang rumit untuk mengetahui dan menyelesaikan masalah. Masalah diketahui dan dicari oleh karyawan sekaligus mereka menawarkan solusinya. Unik memang, dari membudayakan menulis hingga sekarang berbudaya menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun