Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka pada dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Petani Kelapa Sawit Menjerit

2 Juli 2022   07:39 Diperbarui: 2 Juli 2022   09:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: https://www.liputan6.com

Masih menjadi polemik terkait merosotnya harga Tanda Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Indonesia. Sejak beberapa minggu belakangan ini, harga TBS kelapa sawit ditingkat petani terus merosot (menurun). Bahkan, saat ini harga tandan buah segar (TBS) sawit sudah di bawah Rp 1.000 per kg. 

Terjadinya penurunan harga TBS ini disebabkan karena menurunnya permintaan pabrik. Banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak lagi mengolah TBS akibat tangki CPO penuh. Diperhitungkan dampak penurunan harga TBS tersebut menyebabkan petani sawit merugi sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta per hektare per bulan.

Pernyataan dari Technical Analyst MNC Sekuritas, T Herditya Wicaksana mengatakan secara fundamental, penurunan harga CPO global turut didorong oleh kebijakan pemerintah Indonesia untuk menstabilkan harga minyak goreng yang sempat melonjak beberapa waktu lalu (idxchannel.com).

Setelah dibukanya keran ekspor, dalam perjalanannya tidak serta-merta perusahaan langsung mengekspor minyak sawit mentah, melainkan harus ada pengajuan izin lagi. Kebijakan dari Kementerian Perdagangan tentang penambahan biaya ekspor sebesar USD600 per ton dinilai sangat memberatkan para buyer. Disisi lain, penurunan permintaan dari India dan China yang dinilai semakin membebani harga CPO. 

Untuk itu, diperlukan perhatian serius dari pemerintah untuk mencari jalan keluar atas persoalan penurunan harga TBS tersebut. Pemerintah harus membuat kebijakan yang bisa memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun