Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suku Bangsa Dan Kemuliaan Personal

17 November 2020   15:56 Diperbarui: 18 November 2020   01:20 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al Hujurat:13: "Hai Manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di Sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."


Berangkat dari ayat di atas, memberikan pemahaman bagi kita bahwa manusia diciptakan di dunia ini menjadi berbeda-beda suku bangsa bukan karena ketidaksengajaan. Allah, Tuhan sekalian alam yang Maha Menciptakan dan Maha Berkehendak telah menciptakan kita (Manusia) bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling kenal-mengenal. 

Sangsikah kita dengan firman Allah yang termaktub dalam mu'jizat terbesar Rasulullah SAW, yang telah terbukti kebenarannya?


Allah tidak menyebutkan bahwa manusia diciptakan berbeda untuk saling mengolok keburukan manusia lainnya. Kita juga tidak diperintahkan untuk saling menguasai manusia lainnya. Manusia juga bukan makhluk yang diciptakan untuk saling teror dan mengganggu kedamaian.


Bila kita pahami secara mendalam, kemuliaan seseorang tidak dapat dinilai berdasarkan suku yang disandangnya. Karena keberadaan semua suku pada dasarnya sama, yaitu sama-sama diciptakan Allah. 

Sehingga, bila kita meyakini kebenaran firman tersebut, sudah seharusnya bagi kita untuk tidak saling 'menganggap lebih mulia' suku sendiri dan mengolok-olok suku lainnya. Karena hal itu tentunya sangat bertentangan dengan ayat tersebut di atas.


Di sisi lain, untuk menilai kemuliaan seseorang secara personal tidak dapat dilakukan secara subjektif manusia, karena berdasarkan ayat tersebut bahwa sesungguhnya orang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Dan, ketakwaan tersebut tentunya hanya dapat dinilai oleh Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal. 

Sehingga sebagai muslim yang baik, sudah saatnya bagi kita untuk saling menghormati sesama bukan karena suku yang disandangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun