Mohon tunggu...
julianco hasibuan
julianco hasibuan Mohon Tunggu... -

Saya adalah saya..seseorang yg di KTP nya tertulis sebagai Mahasiswa. Anak seorang PNS yg suka merokok. Sering minum kopi yg dibeli sendiri. Kadang mengajar, lebih sering diajar. Tapi apakah ini perlu bagimu..sedang bila penting pun aku malu menceritakannya padamu. Mari kita berteman..bukan berpamer peran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

19 Desember 2010, Indonesia

21 Desember 2010   00:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:33 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12928917401107521291

Ribuan pasang mata penuh sesak memandang satu tujuan, sebuah layar besar yang sengaja disediakan panitia senayan untuk para penonton yang tidak bisa mendapatkan tiket masuk pertandingan. Memang tidak aneh kalau ruang yang cukup luas itu, tempat berdirinya 'big screen', penuh dalam waktu singkat oleh para supporter 'terlantar'. Lebih dari 5000 pasang mata menyaksikan pertandingan lewat layar besar.

Bukan hanya karena harga tiket yang membumbung tinggi, tapi juga karena membengkaknya jumlah penonton yang ingin menyaksikan langsung pertandingan ke senayan, sehingga kuota tiket tidak mencukupi untuk seluruh penonton yang datang, selain memang sulit sekali mendapatkan tiket on the spot, karena tiket di loket sudah terjual habis dan saat itu calo tiket pun benar-benar menjadi sesuatu yang langka.

Banyak hal yang menarik saat menyaksikan perjuangan Timnas lewat layar besar di senayan. Ragam komentar terlontar, mulai dari kata-kata penggugah semangat, sumpah serapah sampai sorakan histeris. Satu yang menarik adalah ketika Presiden dan rombongan disorot oleh kamera, terkejut mendengar nada minor dari para penonton. Bayangkan saja seorang Presiden yang terpilih melalui pemilihan umum disoraki dengan nada negatif oleh rakyatnya sendiri. Ironis kan...

Kemudian untuk Anda yang bisa masuk ke stadion, harga tiket sejuta lebih, belum tentu bisa dapat kursi, banyak juga yang berdiri. Coba bayangkan, Stadion Gelora Bung Karno dengan kapasitas penonton terbanyak didunia itu saja tidak sanggup menampung penonton yang hadir, karena isinya bukan hanya dipenuhi oleh penonton yang membeli tiket resmi, yang tidak "resmi" pun sama banyaknya. Kalau seperti ini terus bagaimana Negara kita bisa menyelenggarakan event seperti Piala Dunia?

Sungguh khawatir saat itu, bagaimana jika Timnas Indonesia sampai kalah oleh Filipina dan gagal melaju ke babak final, oh...tak terbayang apa yang akan terjadi di Gelora Bung Karno, dan terima kasih, hal itu akhirnya memang tidak terjadi. Tapi masih ada partai final, entah apa yang akan terjadi nanti. Ada pelajaran yang bisa kita teladani dari group sebelah pada piala AFF ini, dari suporter Vietnam!!!tak ada kerusuhan atau ribut-ribut, semoga suporter INDONESIA bisa meniru dan tidak bikin malu negeri ini...!!!

Masih banyak catatan evaluasi yang perlu di benahi oleh masing-masing peran, Timnas Garuda sudah ada perbaikan, tinggal pengurus PSSI dan suporter harus lebih baik...!!!

gambar : disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun