Mohon tunggu...
Julianas
Julianas Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Literasi Ekonomi, Finansial, Management

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Paradoks Negeri Kaya Sumber Daya Alam: Kutukan ataukah Anugerah ?

2 Januari 2024   19:19 Diperbarui: 2 Januari 2024   19:19 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Negeri-negeri yang dianugerahi kekayaan SDA, ternyata tidak selalu merasakan berkahnya. Fenomena Kutukan SDA (Natural Resources Curse) menjadi kisah pahit bagi Angola, Bangladesh, Chad, Nigeria, Naura, Republik Demokratik Kongo (DRC), Venezuela, hingga Zimbabwe. Meskipun dianugerahi kekayaan alam, mereka terjerat dalam tantangan ekonomi, kemiskinan, ketidakstabilan politik, dan ketimpangan sosial.

Fenomena ini justru berbanding terbalik dengan negara berkekurangan SDA, seperti Swiss, Estonia, Jepang, Singapura, Taiwan, Korea Selatan justru menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Pakar ekonom dan peneliti mengidentifikasi faktor penyebab kutukan ini, bergantung pada ekspor bahan mentah, korupsi, kurangnya diversifikasi ekonomi, lemahnya kapasitas institusional, subjek kepentingan negara lain, kurangnya investasi sumber daya manusia dan ketidaksetaraan distribusi kekayaan.

Namun, ada negara maju seperti Qatar, Uni Emirat Arab yang berhasil keluar dari NRC melalui diversifikasi SDM dan inovasi sektor ekonomi. Kesimpulannya, manfaat atau malapetaka kekayaan alam tergantung kemampuan pemerintah mengelolanya dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai kunci utama kemajuan bangsa dalam pengelolaan ekonomi negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun