Mohon tunggu...
Juliana Ulfa
Juliana Ulfa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Juliana Ulfa School at UIN Malang Tarbiyah Faculty Prodi PGMI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pak Habibie, Si Otak Cemerlang

20 Juni 2014   01:52 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:04 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kali ini kita akan bahas salah satu fisikawan terkenal kita, dia bahkan memberi rancangan untuk sayap pesawat terbang, karena jasanya setiap orang sekarang bisa terbang dengan selamat, dia bahkan akan dikenang sepanjang masa.

Siapakah dia? Hanya ada satu nama yang tepat sebagai jawabannya. Dialah Pak B.J Habibie, presiden kita yang ke-III. Sudah bukan Zamannya lagi orang yang kaya dan punya harta berlimbah dimasa depan akan tenar dan memiliki pamor. Dunia sekarang bertolak dari kemampuan fikir dan intelejensi, artinya setiap orang di tuntut untuk mampu berfikir dan memiliki kecerdasan yang memadai untuk mengahadapi zaman yang senantiasa berubah.

Kenyataannya di masa kini,semua berpusat pada pendidikan dan kecerdasan, orang yang sepenuhnya cerdas dan tangkap seakan memiliki jaminan yang lebih baik dibanding orang yang kaya tapi ilmunya dibawah rata-rata.

IQ menjadi tolak ukur kecerdasan manusia. Semua paraktis tertuju pada tingkat atau jumlah IQ. Pak habibie memiliki IQsekitar 200. Nah dari situlah, mantan presiden kita ini hanya menyisakan satu orang diperingkat teratas, dari sejumlah orang ber IQ tinggi yang masih hidup sampai sekarang. Kisah kontroversial tentang Leonardo Da Vinci sang pelukis Monalisa yang digadang-gadang meiliki IQ 250 tapi sebagian pihak mengatakan IQ nya hanya 150 saja. Dari semua manusia ber IQ dan berintelejnsi tinggi saat ini, bapak Habibie salah satunya yang masih hidup dan makmur tentunya, karena yang lain sudah wafat dan meninggalkan sejumlah penemuan maupun dasar serta rumus yang masih dipakai hingga sekarang.

Setiap individu terlahir sebagai insan cerdas yang kecerdasannya memiliki makna masing-masing. Selanjutnya, setiap kita adalah manusia cerdas yang pernah ada di muka bumi. Seandainya kecerdasan tersebut secara genetis dapat diturunkan kepada seorang anak dari sang ayah serta sang ibu, kemungkinan besar kecerdasan yang dimiliki oleh Habibie adalah kecerdasan genetika dari sang ayah serta sang ibu beliau. Contoh yang lainnya adalah seperti kecerdasan yang dimiliki oleh Henry Bill Gates sang mega Boss IBM Micro Softword berasal dari kecerdasan yang dimiliki oleh sang ayah serta sang ibunya. Jikalau memang seperti itu adanya, kecerdasan tersebut bersifat genetis dan dapat diturunkan secara “Tunai” kepada generasi berikutnya.

Dalam kurun waktu yang cukup lama, kita memahami bahwa Gen menentukan kecerdasan seseorang. Seperti ungkapan masyarakat yang sudah mentradisi ”kamu akan menjadi orang yang pintar dan cerdas karena ayah dan ibumu orang cerdas”. Kita masih menganggap bahwa seorang anak yang cerdas mewarisi kecerdasan orang tuanya. Orang tua yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas pula. Itulah anggapan serta kepercayaan yang selama ini berkembang ditengah masyarakat kita. Berarti kecerdasan hanya milik orang-orang yang sudah cerdas dari keturunan-keturunannya karena pendapat bahwa kecerdasan adalah gen yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Namun, gen bukanlah satu-satunya komponen yang mempengaruhi kecerdasan seseorang.

Cerdas atau tidaknya seseorang di pengaruhi oleh banyak hal dan komponen lain. Komponen tersebut sangat memegang peranan dalam menentukan kecerdasan itu sendiri. Kondisi pasca kelahiran memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan apakah seseorang tersebut memiliki kecerdasan. Komponen selanjutnya adalah kemampuan serta kecerdasan seseorang dipengaruhi oleh kemauannya untuk belajar. Kemauan belajar serta pengalaman dan usaha maksimal yang dilakukan untuk mewujudkan keinginan termasuk juga faktor yang menentukan kecerdasan.

Kita mungkin saja mewarisi kecerdasan yang diturunkan dari sang ayah atau sang ibu kita, namun hasil akhir kemampuan serta kecerdasan kita akan sangat beragam adanya tergantung pengalaman-pengalaman masa kecil serta usaha kita yang maksimal saat menjalani pendidikan. Disamping itu kita harus juga mengetahui bahwa faktor lingkungan juga dipercaya dan diyakini memainkan peranan yang tidak kalah pentingnya dengan faktor sebelumnya untuk menentukan tingkat kecerdasan seseorang.

Semoga Bermanfaat J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun