Mohon tunggu...
Juliana Ulfa
Juliana Ulfa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Juliana Ulfa School at UIN Malang Tarbiyah Faculty Prodi PGMI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Komunikasi dan Cara Bicara Antara Guru dan Murid

19 Juni 2014   03:05 Diperbarui: 4 April 2017   16:29 6527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam proses pembelajaran, tentu saja terjadi interaksi antar siswa, maupun antara guru dengan siswa. Komunikasi memegang peranan penting dalam keberhasilan interaksi yang terjadi. Mengelola kelas dan memecahkan konflik dalam pembelajaran, secara konstruktif membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Terdapat tiga aspek utama komunikasi dalam pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal. Saat berbicara di hadapan kelas dan di hadapan siswa, guru harus dapat mengkomunikasikan informasi secara jelas. Kejelasan dalam berbicara merupakan unsur yang sangat penting agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat berjalan dengan baik.

Saat berbicara dan berkomunikasi dengan siswa, guru diharapkan menggunakan tata bahasa yang benar, kosa kata yang dapat dipahami dan tepat pada perkembangan anak, melakukan penekanan pada kata-kata kunci dengan mengulang penjelasan, berbicara dengan tempo yang tepat, tidak menyampaikan hal-hal yang kabur atau bermakna ganda (ambigu), serta menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar berbicara.

Pada dasarnya, ketika seseorang mendengar sebuah kata, otak akan menciptakan sebuah citra atau kesan yang memberikan efek dan menimbulkan banyak tanggapan balik dari otak tersebut. Dalam berkomunikasi dengan siswa, guru dapat munculkan kesan positif sehingga menimbulkan tanggapan yang positif juga dari siswa. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam komunikasi verbal adalah gaya penyampaian pesan.

Seperti : “Hari ini kita akan mempelajari materi yang sangat mudah dan menyenangkan, makanya kalian harus menyimaknya dengan seksama”

Kalimat tersebut memberikan kesan positif yang akan diterima oleh siswa. Guru juga menyisipkan penyampaian sebuah pesan dalam kalimat itu.

Dalam berbagai hal, seorang guru dapat mengalami situasi di mana komunikasi dengan siswa menjadi tidak efektif. Mengevaluasi dengan memberikan kritik kepada siswa dapat mengurangi efektivitas komunikasi, sehingga mengkritik siswa dapat dilakukan dengan meminta siswa evaluasi diri, misalnya penyebab nilai ujiannya yang buruk. Julukan atau pelabelan biasanya menjadi cara untuk merendahkan siswa dengan menggunakan kata-kata hinaan, sehingga guru harus mengontrol perkataannya dan perkataan murid agar dapat saling memahami perasaan satu sama lain. Menasihati yang dimaksud dalam hal ini adalah merendahkan orang lain lalu memberi nasihat solusi, dan mengatur-atur dapat terjadi dengan memerintahkan orang lain melakukan sesuatu yang diinginkan, sehingga dapat menimbulkan resistensi. Sedangkan ceramah moral yang bersifat mengkhotbah bagi siswa dapat meningkatkan rasa bersalah dan kegelisahan pada diri siswa. Dengan demikian, seorang guru lebih baik menggunakan bahasa yang tidak terlalu menyalahkan siswa.

Mengelola kelas secara efektif dapat lebih mudah dilakukan apabila guru dan siswa memiliki keterampilan berbicara dan mendengar yang baik. Seorang pendengar yang baik akan mendapatkan daya tarik bagi orang lain untuk berkomunikasi. Pendengar yang baik akan mendengar secara aktif dan tidak sekedar menyerap informasi secara pasif. Sedangkan pembicara yang baik akan berbicara secara responsive dan akan memberikan informasi secara tepat guna dan tepat sasaran.

Selain komunikasi verbal, interaksi di dalam kelas juga dapat terjadi komunikasi nonverbal. Dengan demikian, komunikasi nonverbal penting diperhatikan untuk mencapai komunikasi efektif dalam pembelajaran. Komunikasi nonverbal biasanya dilakukan untuk memback up atau menegaskan pesan verbal, namun seringkali pesan nonverbal lebih efektif dalam mencapai sasaran pesan. Seperti, ekspresi wajah, komunikasi mata, gerak gerik badan dan sentuhan.

Seorang guru harus bisa menjadi pembicara yang hebat, melebihi seorang penceramah. Seorang guru harus bisa menjadi pendengar yang baik, melebihi seorang counseling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun