Mungkin setahun ini atau dua tahun lagi akan ada gelombang besar para remaja yang sakau akibat putus zat dari tramadol. Sebenernya tramadol ini bukan barang baru, dulu sekitar 10 tahun silam saya membelinya di toko obat tertentu dengan harga yang sesuai tertera di plastik strip obat, Rp. 3.500 per stripnya, Rp. 10.000 dapet 3 strip. Update info yang saya dapat setelah tersiar kabar 1 (satu) desa di Karawang kecanduan Tramadol, lalu ada sekawanan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) memeras/membunuh penjual obat asal Aceh yang terindikasi di tokonya menjual obat keras. Minggu ini Tramadol menjadi langka dan harga pasaran menjadi Rp 80.000 per strip, karena sedang dalam sorotan dan pengawasan bandar dan publik. Harga sebelum viral, eceran tertinggi masih di kisaran lima ribu rupiah per butir. Mampus aja pada kelabakan nyari dan belinya jika masih gemar mengkonsumsi obat itu.
Mengapa tramadol menjadi naek daun sekarang ini? Karena murah! Obat penenang/anti depresan banyak jenisnya seperti: xanax, valium, amfetamin, calmlet, Â alprazolam, riklona, dumolid, diazepam, nitrazepam, di zaman tramadol cuman Rp. 3.500 per strip, obat yang saya sebutkan ini sekitar Rp.10.000 per butir, atau Rp.100.000 per strip nya, (entah sekarang menjadi berapa harganya setelah 10 tahun berlalu). Kalau mau murah ia harus memiliki resep dokter agar bisa di tebus di apotik mana pun. Lama ke lamaan para penikmat zat itu naik dosis, menjadi candu sehingga mencari barang yang lebih murah, yaitu Tramadol. Itulah salah satu alasan tramadol mengungguli obat-obat keras lainnya, yang orang susah maupun orang kaya menyukainya.
Bila di goggling obat-obatan di atas yang saya sebutkan mempunyai kegunaan masing-masing. Namun bagi pecandu semua obat itu memiliki benang merah kesamaannya, yaitu: membangkitkan mood (suasana hati), menjadi lebih semangat untuk mudah bergerak, lebih percaya diri, lebih berani, otak menjadi encer untuk berfikir-sebagian lebih fokus, nyantai, pintar bicara, humble, rada konyol. Sangat cocok untuk berbicara di depan umum atau persentasi atau sidang skripsi, karena hati senang-ngomong pun gampang. Ciri-ciri toko nakal penjual obat ginian, yaitu: tokonya kecil, setengah etalasenya terisi kosmetik, dan sering di datangi para pemuda-pemudi yang begajulan.
Seperti halnya ganja, sabu-sabu, minuman keras, semuanya mempunyai efek membawa kesadaran para penggunanya ke dimensi yang seru/berbeda. Pecandu ingin senantiasa berada di dimensi yang seru itu selama mungkin, ia jenuh dengan keadaan yang normal sewajarnya. Tanpa sadar standar normal hidupnya akan terus menurun karena ekspetasi diri yang dia inginkan hanya akan tercapai bila mengkonsumsi zat-zat yang berat. Ia hanya dapat senang, tenang dan semangat bila tubuhnya tercukupi zat tersebut, bila tidak dimensi kesadarannya akan berjalan ke arah sebaliknya: malas, lesu, tak gairah, tidak percaya diri, emosian, penakut, dan lain sebagainya.
Yang membedakan obat keras ini dengan narkotika lainnya ialah, belum adanya undang-undang atau regulasi yang jelas tentang peraturan obat tersebut, mirip seperti miras, antara boleh dan tidak. Bila penguna tertangkap, tinggal tunjukan saja toko penjualnya. Tokonya pun berdiri mentereng di protokol jalan, tidak sembunyi-sembunyi. Hal ini juga yang membuat para penjaga/penjual obat keras sudah sangat biasa di mintai jatah preman, ibaratnya 'uang jin di makan setan'.
Mungkin mudah-mudah saja untuk menghentikan peredaran obat keras di pasaran. Cabut ijin usaha, bantai pabrik dan bandarnya. Para oknum-oknumnya sangat mudah di temui dan tinggal ditelusuri pucuk pimpinannya. Mungkin jumlah pemain besarnya tidak sampai puluhan orang di Negri ini, daripada barang itu sampai diproduksi dan didistribusikan yang jumlahnya ber ton-ton, dan akan ada jutaan muda-mudi yang menjadi target pasarnya.
Dan bukan tanpa sebab mengapa para pemuda-pemudi banyak yang doyan obat begituan. Di usia remaja mereka yang darah muda dan berenerjik ini, yang seharusnya tenaga, fikiran, dan waktu mereka dapat dimanfaatkan dengan bermanfaat, namun fase itu menguap sia-sia karena mentak sana mentok sini.
Banyak pemuda-pemudi yang frustasi dan hampir depresi, karena tidak tahu harus berbuat apa untuk. Jangkankan untuk mencari arti dan makna hidup di bumi ini, untuk menjadi mandiri mencukupi kebutuhan sehari-hari saja sulit sekali rasanya.
Pendidikan kita tidak mendorong para siswa nya untuk berkarya atau menemukan minat dan bakat nya. Dunia pendidikan tidak peduli hobby kamu apa, minat kamu apa, hal apa yang kamu sukai? Yang terpenting adalah kamu nurut dan dapat mendapatkan nilai yang mumpuni di semua mata pelajaran yang dihidangkan.
Dengan kurikulum yang berjalan, pendidikan hanya memakai nilai untuk menyimpulkan individu seseorang. Orang yang mempunyai watak bejat, namun memiliki nilai akademis yang bagus, maka ia termasuk siswa unggulan. Perkara mental dan spiritual siswa yang bersifat abstrak luput dari pengawasan dan penilaian para pendidik, karena tidak ada kolom nilai untuk mengapresisasi itu semua.