Islam dengan segala latar belakang dan identitasnya, membuat setiap umatnya menjadi jumawa dan berbangga hati dengan agama yang dipeluknya. Ia merasa punya Tuhan Yang Maha berkuasa, ia punya panutan sosok manusia yang paling sempurna, ia merasa kaya dengan sholat sunnah yang dilakukannya dan ia merasa dosa-dosanya terampuni dengan puasa, sholat wajib, zakat, zikir, dan lain sebagainya. Dengan segala mukjizat dan keberkahan itu, lalu apa yang bisa Kamu perbuat?
Dengan banyaknya janji-janji surga yang sering di dengar mungkin ia merasa yakin akan masuk kedalam surga itu, walaupun nyata-nyatanya semua itu belum tentu. Allah juga mengancam para penggiat Sholat kedalam neraka jahanam bila mereka lalai dalam sikapnya di dunia seperti: menghardik anak yatim, taidak mau memberi makan orang miskin, riya, suka kedukun, suka ghibah, pembohong, dll.
Pada dewasa ini Islam tetap saja terkukung dalam dogma ritual dan ibadah semata. Umat tenggelam dalam kitab-kitabnya, namun tidak dapat menggunakan keilmuan tersebut menjadi sebuah gaya hidup. Habluminallah (hubungan dengan Allah), kita sebaik-baiknya umat menurut persepsi kita sendiri. Namun perkara habluminannas (hubungan baik dengan manusia), kita masih egois, tak peduli, kurang menghargai antar sesama. Kita umat yang sering berlaku curang, melumrahkan pornografi, memfitnah, memakan hak orang lain, mengkafir-kafirkan orang, musrik, dll.
Benarlah lagi apa yang dikatakan Rasullulah "umat Islam seperti buih di lautan. Banyak, namun tidak memiliki arti apa-apa". Namun kita jangan pesimis dan berkecil hati, karena bahwasanya di akhir kisah ini Islam akan kembali berjaya dan menegakan keadilan yang menyelimuti seluruh Negri yang ada di bumi ini. Siapa tahu kita dapat menjadi bagian dari tonggak perubabahan itu. Sekian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI