Mohon tunggu...
Juliaman Saragi
Juliaman Saragi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan: Pendidikan Dasar Dan Menengah Mau Dibawa Kemana???

6 Desember 2014   00:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:57 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417774134951057207


Kabinet Jokowi-JK berumur kurang dari dua bulan. Sepak terjang para menteri menjadi tontonan yang menarik bahkan hampir mendekati gosip setara selebritis. Masyarakat dihidangkan hiburan atau harapan yang ditujukkan Susi Pujiastuti sebagai Menteri Kelautan. Dari semua gerakan dan langkah-langkah yang diambil Susi,  penulis dapat menyimpulkan bahwa Susi benar memahami persoalan kelautan dan perikanan termasuk hambatan-hambatan yang harus diterobos. Menkopolhukan dengan statemennya yang kontroversial tentang Munas Golkar dan HAM, dan Menaker Hanif dengan loncat pagarnya. Dan sentilan Yusril terhadap Pratikno dan Puan Maharani.Menteri-menteri  yang sudah langsung jadi kontroversial di tengah masyarakat terus menjadi bahan pembicaraan publik.

Bagaiamana dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan?  Sebagai pendidik yang dikenal banyak mempunyai gagasan besar tentang pendidikan sebelum jadi menteri, dan juga punya kapasitas sebagai politisi,  terlihat belum menjadi pembicaraan publik. Arah kebijakan-kebijakan yang akan diambil dalam bidang pendidikan belum terlihat garis besar reformasi yang akan diambil. Banyak statemennya yang dapat dipantau dari media hampir seluruhnya bersifat normatif. Beberapa statemennya: "Pendidikan bagian dari kebudayaan"  bukan sebaliknya. "Tak Setuju Guru disebut Pahalawan Tanpa Jasa", "Janjikan Pendidikan Daerah Pelosok, dan seterusnya, yang dapat ditarik kesimpulan bahwa semua statemennya  normatif.

Dengan kapasitas beliau yang tadinya kita harapkan dapat memetakan persoalan pendidikan mulai dari titik visi misi pendidikan sebagaimana beliau sering sebut bertolak dari Kihajar Dewantara belum tampak terlihat.  Apakah ini bentuk kegamangan dari kompleksnya persoalan pendidikan, atau hanya sekedar memang sebuah proses adaptasi menyesuaikan lingkungan birokrasi, memang masih butuh waktu menilainya. Tapi satu hal tampak bahwa Anies sudah mulai terjebak dengan seremoni-seremoni sebagaimana kebiasaaan birokrasi sebelumnya.  Sebuah agenda reformasi pendidikan yang terstrukur tidak tampak terlihat dari Menteri Pendidikan yang baru ini.

Kurikulum 2013 yang baru berumur 1 tahun akan dievaluasi. Dievaluasi dari sisi mananya masyarakat tidak pernah paham. Ini seakan membenarkan aksioma ganti menteri ganti kurikulum. Pada saat tertentu, Anies juga mengacu pada reformasi pendidikan di Tiongkok.  Begitu banyak isu-isu yang dilemparkan menteri pendidikan baru ini, tetapi sebuah peta persoalan yang mendekati blue print kebijakan 5 tahun serta target-target tidak tampak terlihat.

Mau dibawa kemana Pendidikan Kita? Pertanyaan ini harusnya menjadi pertayaaan pertama yang harus dijawab Anies Baswedan. Dengan segala kompleksitas persoalan pendidikan, mulai dari pertanyaan  manusia-manusia seperti apa yang diharapakan setelah dapat pendidikan, masalah anggaran, sarana-prasarana, infrastrukur, guru, kurikulum dan birokrasi pendidikan, sebaiknyalah Menteri Pendidikan kita yang baru ini menyusun  jawaban-jawaban yang dapat memuaskan publik. Dengan kapasitas beliau yang tidak diragukan, hal-hal seperti ini pasti mampu dirumuskan. Jangan karena kemegahan kekuasaan, terjebak dalam seremoni-seremoni yang akhirnya persoalan pendidikan terlihat diselesaikan secara simptomatis. Kekuasaan itu sering membuat lupa.

Satu nilai yang pernah aku ikut dengar dari ceramah menteri pendidikan kita ini tentang harapan anak-anak. Kesimpulan dri ceramah beliau , harapan anak kita untuk naik secara vertikal dalam akselerasi status sosial sangat rendah. Pelayan indonesia disebuah  restoran hotel tidak berharap suatu saat akan menjadi orang yang dilayani. Demikian ungkap beliau, dan ini adalah soal pendidikan dan karakter.  Saran saya, coba pak menteri tunjukkan mau dibawa kemana pendidikan kita  dalam lima tahun ini. Masyarakat mengharapkan  agenda-agenda reformasi pendidikan yang terukur dan dalam sebuah time line yang jelas. Kerja, Kerja dan Kerja kata Presiden Jokowi!!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun