Mohon tunggu...
Juli AmaliaSimangunsong
Juli AmaliaSimangunsong Mohon Tunggu... Ilmuwan - KKN DR 164

Semangat Terus Berkaya dan Bermanfaat Buat Semua Makhluk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menciptakan Masa Depan dengan Al Quran

16 Agustus 2020   10:29 Diperbarui: 18 Agustus 2020   13:10 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keunikan Islam ini terletak pada kenyataan, bahwa agama ini mendasarkan diri pada sebuah kitab yaitu Alquran.  Sebagaimana dikatakan oleh Khursid Ahmad bahwa hubungan antara Alquran, agama, umat, personalitas histori, kebudayaan dan peradaban kaum muslim itu berasal dan dibentuk oleh Alquran. Jika Islam sebagai agama bersumber pada Alquran dan kehidupan umatnya juga bersumber pada alquran,  Maka tidak ada pengaruh yang lebih besar dari pengaruh alquran dalam membentuk semangat, etos kebudayaan, dan peradaban kaum muslim. 

Apabila kita melihat sejarah peradaban umat islam pada masa lampau dan beberapa dekade  ini dapat dipastikan bahwa dasar  semuanya bersumber dari suatu kitab  yaitu alquran. Dan dengan alasan inilah maka asal usul maupun masa depan kaum muslim terletak juga pada inspirasi alquran.

Kemudian kaum muslim akan terus menciptakan masa depannya dengan Alquran dengan cara mempelajari dan memahami Alquran tersebut melalui penfasirannya. Itulah sebabnya setiap tokoh yang memerankan dirinya sebagai pembaru akan menyusun sebuah tafsir Alqurannya sendiri. Memang tidak semua penafsir adalah pembaru namun hampir semua penafsir bisa dikatakan pembaru.

Karena masa depan kaum muslim diraih melalui Al quran dan penafsirannya yang senantiasa berkembang dan berkesinambungan, Seperti pemahaman tentang hukum, politik, budaya, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan hidup yang akan terus berkembang. Ini tidak berarti juga bahwa tidak ada golongan dalam umat Islam yang masih dan tetap berusaha berpegang pada penafsiran lama atau penafsiran tradisional. Namun walaupun begitu sedikit banyaknya pemahaman mereka yang tradisional itu juga berkembang. Demikian pula penghayatan dan pengamalan mereka tentang rukun iman dan rukun Islam, sekalipun intinya tetap sama, namun mereka juga akan melihat relevansinya dengan lingkungan zamannya dan cara pandangnya yang baru.

Alquran adalah sumber nilai dan agama  adalah suatu konstruksi tentang nilai-nilai tersebut. Agama merupakan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah yang kemudian dipahami , dirumuskan, dan dikembangkan serta di dakwahkan oleh para ulama dari waktu ke waktu berdasarkan Alquran dan teladan Rasulullah saw, dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan agama tersebut secara disengaja atau tidak, "membentuk dan mempengaruhi perkembangan Islam sebagai masyarakat, kebudayaan, dan peradaban".  

Karena itulah bagaimanapun corak pembaruan dalam suatu penafsiran, tafsir Alquran selalu mengikuti sistematika Alquran sendiri. Keadaan inilah yang menuntut para mufassir untuk melakukan penafsiran Alquran secara menyeluruh. Hal ini bukan hal yang mudah dan  membutuhkan waktu yang lama serta menuntut keluasan ilmu sang mufassirnya. Itulah mengapa seorang mufassir memiliki persyaratan yang begitu berat untuk memiliki otoritas dalam menafsirkan Alquran.

Dengan berkembangnya zaman dan banyaknya penafsiran Alquran, baik dari penafsiran  yang menggunakan penafsiran menyeluruh, persurah sampai penafsiran pertema, penafsiran pertemalah yang banyak sekarang digunakan, karena penafsiran pertema atau disebut juga sebagai tafsir maudhui atau tafsir tematik tersebut penafsirannya telah dipengaruhi konsep ilmu-ilmu sosial dan teori modernisasi, dan juga sangat sistematis sehingga  banyak dipakai oleh orang-orang sebagai rujukan mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun