Mohon tunggu...
Julia Makabory
Julia Makabory Mohon Tunggu... -

Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari; dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialog Jakarta-Papua Bakal Ditolak

17 April 2013   15:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:03 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dialog Jakarta-Papua yang digagas oleh Jaringan Damai Papua (JDP) diramalkan bakal ditolak oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang saat ini diketuai oleh Victor Yeimo.

Benih-benih penolakan KNPB terhadap Dialog Jakarta-Papua sudah tampak saat diadakannya Konferensi Perdamaian Papua (KPP) dan Kongres Rakyat Papua (KRP) yang keduanya sama-sama diselenggarakan pada tahun 2011 di kota Jayapura, Papua. Saat itu, KNPB masih diketuai oleh Bukhtar Tabuni yang saat ini menjabat sebagai Ketua Parlemen Nasional Papua Barat (PNPB).

Meskipun pada Selasa kemarin (16/4) Ketua Komisi A DPR Papua, Ruben Magay menanggapi positif adanya draft Dialog Jakarta-Papua yang telah diberikan JDP kepada pemerintah pusat, namun sangat besar kemungkinan bakal tidak didukung oleh KNPB maupun PNPB.

Lalu, apa motivasi KNPB dan PNPB menolak upaya-upaya perdamaian di Papua ? Bukankah salah satu isi deklarasi KPP 2011 adalah menetapkan Benny Wenda sebagai salah satu dari lima juru runding Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam Dialog Jakarta-Papua ? Dengan demikian sangat pantas jika rakyat Papua menilai bahwa KNPB dan PNPB adalah kumpulan para avonturir politik yang senantiasa berupaya menggagalkan proses perdamaian Papua. Lebih dari itu, KNPB dan PNPB memiliki standar ganda terhadap Benny Wenda selaku pimpinan tertinggi OPM di Inggris karena di satu sisi mendukung perjuangan Benny Wenda dan di sisi lain menolak hasil KPP 2011 yang menetapkan Benny Wenda sebagai salah satu juru runding OPM dalam Dialog Jakarta-Papua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun