Mohon tunggu...
Julia Efrita
Julia Efrita Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Andalas

Masih belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjunjung Kesetaraan Gender di Dalam Media Massa

12 April 2023   11:05 Diperbarui: 12 April 2023   11:11 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di masa sekarang media massa adalah alat atau sumber informasi yang digunakan hampir oleh seluruh kalangan masyarakat. Media massa juga memiliki peran dalam perubahan struktur sosial yang ada di masyarakat. Tak hanya itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa juga tinggi yang membuat masyarakat ketergantungan dengan informasi dan hal lain yang di tampilkan dalam media. Menurut Mansour Faqih, gender adalah karakteristik yang secara sosial dan budaya terkait dengan laki-laki dan perempuan. 

Gender bukanlah kodrat melainkan struktur sosial, budaya, agama, dan ideologi tertentu yang mengenal batas ruang dan waktu, sehingga gender sangat bergantung pada nilai-nilai masyarakat dan perubahannya tergantung situasi dan keadaan (Mansour Faqih 2001, hal. 28-49.) Berbicara mengenai gender yang merupakan yang salah satu kontruksi sosial yang ada di masyarakat, media massa memiliki peran yang erat terkait hal tersebut. Biasanya, konten atau sesuatu yang dibagikan oleh media mengenai gender akan membangun dan menciptakan perspektif baru bagi masyarakat sehingga kita sebagai masyarakat harus lebih kritis lagi dalam bermedia itu sendiri.

Ketidakadilan gender acap kali kita temukan di dalam sebuah konten yang ada di media massa. Misalnya saja seperti di televisi banyak tontonan atau sinetron yang menampilkan perempuan sebagai sosok yang lemah,cengeng,penakut bahkan dijadikan sebagai objek kekerasan dalam rumah tangga dan perempuan selalu dituntut untuk mengalah dan tidak mempunyai kekuatan untuk melawan laki-laki karena laki-laki selalu dianggap lebih superior dalam hal apapun. Konten seperti ini secara tidak sadar dapat membangun perspektif masyarakat terkait gender sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup dan realitas sosial masyarakat.

Di dalam media perempuan ditampilkan dengan visualisasi yang menarik, cantik, dan unik. Hal ini dapat kita lihat dari perempuan harus memiliki  kulit putih, tubuh yang langsing, rambut hitam lurus dan wajah yang bersih. Berbeda dengan laki-laki, mereka tampil dengan hobi dan kebiasaan saja tanpa menuntut fisik yang sempurna. Melihat fenomena seperti ini menyebabkan munculnya persepsi dan rasa ketidakpercayaan diri terhadap perempuan. Perempuan selalu ingin terlihat sempurna seperti yang diperlihatkan oleh media sehingga timbul juga rasa tidak pernah puas terhadap perempuan karena selalu mengikuti standar kecantikan yang diciptakan media saat ini.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa laki-laki di dalam media adalah sebagai subjek atau pameran utama yang memiliki power lebih besar dari perempuan yang hanya sebatas objek pelengkap bagi laki-laki. Oleh sebab itu, kita sebagai masyarakat seharusnya menghapus persepsi-persepsi yang seolah-olah menjatuhkan peran perempuan di masyarakat. Perempuan adalah makhluk mulia yang juga kuat, mereka adalah seorang ibu,istri,dan anak yang juga memiliki tujuan dan visi misi yang sama dengan laki-laki. Kita sebagai masyarakat harus dapat menjunjung tinggi kesetaraan denga menciptakan hal-hal baru yang tidak lagi menindas peran perempuan dan membiarkan perempuan mengambil jalan yang sesuai dengan keinginan mereka.

Referensi:

Faqih,M. (2001). Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun