Pengalaman naik angkot dari kecil hingga sekarang sudah bekerja memberikan pelajaran hidup dan hal-hal yang menarik serta berharga. Saya bisa saja naik mobil pribadi untuk berangkat kerja, tetapi intensitasnya lebih sering naik angkot, minimal dua kali sehari. Jenis angkutan umum yang sering saya gunakan adalah berjenis metromini. Di kota tempat saya tinggal angkutan berjenis bus hanya ada di daerah tertentu dan untuk transportasi luar kota. Untuk dalam kota lebih banyak jenis metromini. Bertahun-tahun naik angkot banyak sekali peristiwa yang menarik,menyebalkan dan sangat tidak menyenangkan yang saya lihat. Pengalaman menarik seperti melihat berbagai macam tingkah pola manusia, ada yang emosian, ramah, sok akrab, cuek sama keadaan sekitar dan sebagainya. Belum lagi masalah bau. Maksudnya berbagai macam bau ada di angkot, mulai dari bau badan atau bau keti,bau keringat,bau parfum yang sangat tajam,bau ayam potong,sayur-sayuran,pokoknya ramai baunya. Tapi yang paling menarik itu kalau ada penumpang yang sepasang kekasih. Sepasang kekasih ini sengaja duduk paling sudut,agar bebas saling berangkulan dan pegangan tangan. Mereka benar-benar tidak perduli dengan tatapan mata seluruh penumpang angkot yang penuh minat tapi tanpa nafsu terhadap mereka. Lumayan dapat tontonan gratis di tengah-tengah cuaca yang panas. Ahaha. Hal yang paling menyebalkan tentu saja kalau ada yang merokok. Sudah tau yang namanya angkutan berjenis metromini sempit dan kecil, kalau ada yang merokok sudah pasti sangat sesak dan pengap. Biasanya dilakukan oleh penumpang pria. Saudara laki-laki saya pernah cerita waktu dia naik angkot. Ada seorang bapak yang duduk di depannya sedang merokok. Kemudian bapak itu menghembuskan asap rokoknya tepat di wajah saudara saya. Kontan saudara saya emosi dan spontan menghembuskan asap rokok itu kembali ke wajah si bapak. Karena malu bapak tadi langsung pindah posisi. Kalau saya tidak berani senekat itu. Soalnya teman perempuan saya pernah juga cerita waktu menegur seorang bapak yang merokok. Bapak itu menjawabnya begini :'kalau kau mau enak naik taksi aja kau'. Wah, kasar amat jawabannya. Padahal saya pernah mendengar seseorang berkata bahwa perokok pasif jauh lebih rentan kena penyakit kanker paru-paru daripada perokok aktif. Pengalaman yang paling tidak menyenangkan adalah menyaksikan aksi perampokan di angkot. Ceritanya waktu itu saya naik angkot baru pulang dari suatu tempat di siang hari. Di sebelah saya duduk seorang perempuan muda mengenakan t-shirt. Pada waktu melewati persimpangan, muncul sebuah sepeda motor berjalan perlahan di samping angkot kami dan kaca jendela angkot sedang terbuka lebar. Orang yang ada di boncengan tiba-tiba menepukkan tangannya ke leher perempuan muda itu dan setelah itu langsung melesat dengan cepat di tengah-tengah lalu lintas yang padat. Beberapa detik kemudian perempuan itu langsung meraba-raba lehernya dan menjerit histeris. Rupanya kalung emasnya sudah raib. Jelas dia shock berat. Beberapa penumpang lain mulai menyalahkan saya atas kejadian tersebut, kenapa saya tidak mencegahnya. Secara posisi duduk saya memang yang paling mungkin untuk mencegahnya, soalnya kejadiannya tepat di depan mata saya. Tapi jujur saja yang terpikir oleh saya waktu kejadian seperti ini: mungkin si pengendara sepeda motor itu teman si perempuan muda, jadi dia hanya sekedar ingin say helo dengan menepuk leher perempuan tadi. Sama sekali tidak terpikir kalau itu aksi perampokan. Apa mungkin saya kena hipnotis waktu itu ya? Karena saya hanya bisa bengong waktu melihatnya. Tidak enak juga mendengar orang menyalahkan saya atas kejadian tersebut. Padahal dari tempat kejadian hanya bejarak beberapa meter berdiri seorang polisi lalu lintas dan pos polisi berada tepat di seberang jalan. Dipikir-pikir betapa nekatnya perampok itu,mereka memanfaatkan kondisi lalu lintas yang sedang macet dan padat. Bukan sekali itu saja saya menyaksikan aksi kriminal di angkot, ada berapa kali. Saya juga pernah melihat satu komplotan copet beraksi di angkot untuk mencopet ponsel seorang penumpang perempuan. Modus yang mereka gunakan memang cara lama tetapi berhasil karena penumpangnya terlalu lalai. Aksi kriminal di angkutan umum bukan cerita baru lagi, bahkan mempunyai kecendrungan semakin meningkat belakangan ini. Kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di angkutan dalam kota saja tetapi juga sering terjadi di angkutan luar kota dan yang dirampok itu biasanya perhiasan emas atau ponsel. Korbannya biasanya kaum perempuan. Soalnya perempuan terutama ibu-ibu yang suka memakai perhiasan. Kalau bisa saya sarankan di tempat umum terutama di angkot akan lebih bijaksana tidak memakai perhiasan emas,baik itu kalung,anting,gelang dan cincin. Kalau anda mempunyai ponsel mahal semisal blackberry, sebaiknya jangan diperlihatkan di depan umum, untuk lebih amannya anda memiliki satu lagi ponsel dengan harga murah. Intinya lebih baik kita berpenampilan seperti orang tidak punya apa-apa atau sederhana di atas angkot. Bukankah kita lebih baik berhati-hati dan berjaga daripada menyesal kemudian. Ya kalau yang hilang hanya harta masih bisa dicari tapi kalau nyawa yang melayang? Ditambah lagi keadaan ekonomi negeri kita yang lagi susah, harga BBM bakal naik dan sudah pasti akan diikuti kenaikan harga bahan pokok, maka semakin banyaklah orang yang hidup susah. Manusia akan nekat melakukan apa saja kalau sudah menyangkut urusan kampung tengah (perut). Bukan berarti semua kaum pra sejahtera itu bisa diidentikkan dengan perampok. Karena itu waspadalah jangan lalai, karena kejahatan ada di sekitar kita dan akan terjadi kalau ada kesempatan. Sedangkan tidak ada kesempatan pun mereka akan cari kesempatan untuk melakukan tindak kriminal. Salam damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H