Sekarang, setiap pagi, saya harus naik KRL AC Ekonomi untuk berangkat kekantor, jadwal keberangkatan dari Stasiun Citayam pukul 06.37 WIB, terkadang kereta tersebut on time berangkatnya, terkadang juga terlambat. Naik KRL AC ekonomi sekarang-sungguh sangat mengecewakan, karena selain penumpang yang sangat banyak, akibatnya membludaknya Penumpang, setelah keluar dari kereta , otot tangan dan kaki serta badan saya rasanya pegel linu semua. Pernah sekali-kali otot tangan seperti terkilir rasanya, karena terlalu lama berpegangan didalam kereta yang penumpang sungguh-sunguh sangat padat, hingga kita tak bisa bergerak kekiri atau kekanan lagi
Selain itu naik KRL AC Ekonomi sekarang, kondisi nya sungguh sangat mengkhawatirkan, didalam kereta yang namanya AC ekonomi, jendela dan pintu kereta sudah tidak bisa ditutup lagi, disebabkan penumpang yang begitu banyak. penumpang kereta api AC ekonomi selalu bertambah di setiap Stasiun, dimulai dari stasiun Citayam sampai dengan stasiun Pasar Minggu. setelah stasiun Cawang dan Tebet baru bisa penumpang agak sedikit bernapas lega, karena jumlah penumpang agak sedikit berkurang.
Sungguh ironis nasib Penumpang KRL AC ekonomi sekarang, tapi mungkin lebih miris lagi kalau naik kereta ekonomi, lebih parah dan menderita dibandingkan AC Ekonomi. Sebaiknya PT KAI atau PT commuter KRL Jabodetabek sebagai operator satu-satunya kereta api Jabodetabek segera untuk menyiapkan standart operational prosedure atau SOP, konon katanya SOP tersebut sudah ada tapi belum juga di laksanakan dengan baik dan benar.Yang menjadi pertanyaan apakah layak para penumpang KRL AC Ekonomi diperlakukan seperti membawa binatang/ hewan, ayam,kambing, atau barang yang bisa dimasukkan semuanya kedalam gerbong KRL AC Ekonomi yang sudah terlalu amat penuh, dari kapasitasnya dan melebihi dari daya angkut yang sewajarnya. Mungkin setelah ada korban tergencet atau mati terinjak didalam kereta mungkin nanti Pemerintah baru mulai beraksi atau teriak dari satu Instansi ke Instansi lain.
Sekarang KRL AC Ekonomi tak ubahnya dengan KRL ekonomi biasa, cuma bedanya karena ada kipas angin saja. selain itu, sama saja dengan KRL ekonomi biasa, tidak ada yang istimewa lagi dari KRL AC Ekonomi tersebut. Selama diperjalanan juga kita masih agak bisa bernapas apabila berada di kipas angin, tapi jika tidak maka suasana panas, berkeringat dan berdesakan akan terus menemani selama di perjalanan, ditambah lagi dengan aroma tubuh dari para penumpang yang kadang membuat kita menjadi pusing selama perjalanan. Sikat- sikut badanpun terus saya alami ketika naik KRL AC ekonomi.
Yang membuat Kadang emosi saya dan penumpang apabila KRL AC Ekonomi telah sampai di Stasiun Pasar Minggu atau Stasiun Manggarai, maka KRL AC Ekonomipun harus menunggu lama lagi untuk menunggu KRL Ekspress dan kereta dari Jawa lewat terlebih dahulu, pernah hampir menunggu 15 menit barulah KRL AC Ekonomi berangkat kembali. perasaan dongkol dan kesalpun harus kita terima, sungguh sangat menyedihkan bagi saya ,dan semua penumpang KRL AC Ekonomi. Setiap hari memang kita harus dilatih kesabaran apabila ingin naik KRL AC ekonomi. Sudah sewajarnya Kereta api dari luar Kota atau kereta yang berasal dari pulau Jawa tidak perlu lagi atau dilarang masuk ke Stasiun Gambir, karena waktu keberangkatan para penumpang menjadi terganggu apabila kereta tersebut lewat, lebih baik di pindahkan saja ke Stasiun Jatinegara, karena hanya melayani khusus untuk keberangkatan ke Jawa saja. reformasi perkeretaapian di Indonesia khususnya KRL Jabodetabek sudah harus segera dilakukan, kenyamanan, ketepatan waktu dan efisiensi  perlu dipertegas kembali, jika tidak menginginkan Penumpang KRL kecewa setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H