Mohon tunggu...
Sian Hwa
Sian Hwa Mohon Tunggu... lainnya -

Doyan nyampah di dumay. Wajib bikin novel yang keren badai. Penggila film dan buku. Bipolar dan insocially competent.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Sang Penyair

17 Juli 2013   13:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:25 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada kalanya hidup bukan kata di ujung pena
atau wajah dalam kanvas
yang goresannya dapat kau tebak
dalamnya
luasnya
rasanya
bagimana kau dapat ukur
sebuah pohon dari puncak gunung
batu karang dari langit

jadi, sang penyair
cermin yang retak pun tetap cermin
saat air berhenti mengalir pun tetap air
tiada kata - tiada puisi pun hidup tiada berubah
itulah hidup

jam dinding yang berdetik
langit yang merona saat senja
arus laut mendendangkan desah
jerit tangis
amarah
tawa
tanpa kata
itulah hidup
ada tiada bukan kebetulan
bukan siapa saja
sebab kau sang penyair

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun