Mohon tunggu...
Yulia Yuli
Yulia Yuli Mohon Tunggu... Blogger -

Simple life @Julayjo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Sisa Semalam (2)

24 Desember 2014   03:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah ku tawan kalimat
Cecaranku hanya pada raga yang terdiam
Kau jangan usik
Lihat malam ini aku sendiri
Angkasa melambungkanku pada angan
Tak mungkin ku kunjungi
Di lain sisi aku mengais kasih
Di sebelahku mengais kata setia dan bakti
Berpadu pada rasa
Menjelmakan kata bisa
Sungguh aku merasa tersiksa
Hingga gelap ingatanku
Namun terang akan kabarku
Kau tak perlu resah
Pada rembulan yang temaram
Pada cahaya jingga yang berlalu
Aku senyum pada hatiku
Roman suaramu masih menjelajah
Titah kesabaranmu masih ku rejah
Namun aksara telah ku belah
Aku lelah....
Siang tadi kau berbisik mesra
Saat senja pun kau alunkan nada
Namun kau terlanjur jera
Kau sengaja gantungkan hikayat lama
Sebab luka pun masih ku rasa
Hening kau jeda caci raga
Kau titipkan aku pada malam
Tapi jiwaku mengelana siang
Pikir ku pun mengarah gamang
Sejenak aku terpaku
Sesaat pula aku mengadu
Pada alam yang tak kunjung ku tuju namun ku buru
Katup penyesalan mulai kau buka
Serambinya tetap kau pelihara
Aku harus apa?...
Seraya mendudukan aku pada meja
Di timang namun kau sepah
Hilahkah naluri bercerita
Aku jenggah!
Lantas aku meradang pada dini hari yang sepi
Pada gulana yang kan ku resapi
Dan pada hati yang ku kagumi
Diri!...
Tolong percayakan aku pada naluri
Dekap erat di saat ia menjerit
Pupus linangan yang acap kali kau tukik
Tinggalah bersamaku saat kau menghujat
menepilah di bahuku saat ku ungkap
Betapa wajahku tak punya siasat
Kecup keningku bilaman kau sanggup
Hisap ungkapanku apabila ada syarat
Ingat, raga ini pasti kan menggeliat
Sungguh kan ku nanti pada saat kau terjebak
Pada hati ini yang seringkali kau jilat
Lantas sekarat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun