Mohon tunggu...
Yulia Yuli
Yulia Yuli Mohon Tunggu... Blogger -

Simple life @Julayjo

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pak Tua Tanpa Tanggal

5 Februari 2016   02:04 Diperbarui: 5 Februari 2016   02:27 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih terngiang dalam ingatan:

Cerita sejarah masa kau membantu mengusir penjajah, tentang duka nestapa hidup di hutan rimba, tentang binatang yang kerap kau jumpai dalam wujud tak biasa, desingan peluru yang tak mempan ditubuh kekarmu itu

Tentang nasib harus terpisah dari keluarga, kelaparan, hidup bak manusia srigala apa yang ada didepanmu itulah musuhmu, bazoka yang tertenteng dengan gagah berani, juga auman dinamit berseliweran diatas kepalamu

Masih terngiang dalam ingatan :

Selepas senja tiba, ditatanya tumpukan roti, gelas-gelas yang sudah terisi kopi dan gula, dipinggir jalanan Cicadas, lapak itu kau gelar penuh semangat, demi kami yang kerap menunggu hasilnya, berupa sisa roti yang tak habis terjual

Pernah sekali kau hardik diriku sampai aku ketakutan, saat ku kunjungi lapakmu, sekedar iseng masa kanak-kanak, kau katakan "bukannya sholat dan ngaji malah kesini" dengan mimik muka menyeramkan, waktu itu

Masih terngiang dalam ingatan :

Banyolan dan keisenganmu yang suka menirukan gaya koboy, lantas kami dibuatnya terpingkal-pingkal, recehan hasil keringat dari saku bajumu kerap jadi incaran kami, juga buah tanganmu yang selalu membuat kami menunggu didepan pintu rumah, berupa sekeranjang buah-buahan

Itu ingatan masa kecilku, selebihnya kita jarang bersua, karena keadaan yang mengharuskan kami bercerai-berai, tapi selalu ada waktu titik temu entah kapan waktunya, kemiskinan telah mengeja simpul tali persaudaraan

Masih terngiang dalam ingatan :

Dalam wujudmu kini terpangpang derita dari rasa sakit bertahun-tahun, tubuh kekarmu tiada lagi, berganti balutan kulit yang sebagian mulai melepuh, pijakan kaki itu tak mampu menopang tubuh rentamu, terbaring tak berdaya, tersisa tatapan hampa dengan linangan disudut matamu kala aku menyapamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun