Mulutnya terkatup menikmati keindahan jasad seorang perwira diseberang
Dahaganya membuai kala teringat simfoni menghampiri raga yang kedinginan
;Frans diseberang
Tak bisakah kau alihkan sejenak tolehan laramu di pundakku
coba kalungkan bebunyian rebana saat maya menjuntai kaku di wajahmu
sorotmu itu sungguh tak mampu menyihir kalimat peraduan yang membius luka
rotan sepanjang jalanan telah kau hilangkan akar utamanya
;Frans diseberang
kekurangan hatimu kala meminang waktu tanpa sebab menyusut
lidah itu acapkali kau kosongkan dalam buih kepahitan akan masa lalu
sengajakah atau membinasakan sesaat sebab torehan luka masih menyelimuti hasrat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!