Mohon tunggu...
Yulia Yuli
Yulia Yuli Mohon Tunggu... Blogger -

Simple life @Julayjo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jejak Langkah Kami Menyapa Lapas Sukamiskin

12 Juni 2015   19:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hidup ini kadang tidak adil bagi sebagian orang, namun kita semestinya faham bahwa dibalik segala permasalahan yang menimpa diri kita, selayaknya patut disyukuri lahir dan batin. Ini cerita lanjutan dari artiekel saya sebelumnya disini. Menjumpai seseorang dalam keadaan terkurung kebebasannya, membuat saya merenung dalam-dalam. Saya coba memposisikan diri seperti mereka. Terbayang wajah sanak saudara yang biasanya saling canda tawa, berkeluh kesah dan beragam kegiatan yang selalu dilakukan bersama-sama. Melihat perkembangan anak-anak, menuntun mereka menjalani hidup yang baik. Tak terasa air mata ini menetes, sesak dada saya membayangkannya.

******

Siapa yang tidak tahu Lapas Sukamiskin? Ya, disini para "koruptor" di Lapas yang megah dan kokoh bergaya Eropa hasil karya seorang arsitek Belanda bernama Prof. CP Wolff Schoemaker. Didirikan pada tahun 1817 dan terletak di kawasan Bandung Timur ini memiliki 552 sel. Disni pula sang Proklamator Bung Karno mendekam. Setelah sebelumnya di penjarakan di Banceuy. Jujur saya baru tahu, kalau ternyata sang Profesor ini sebenarnya guru dari bung Karno waktu beliau bersekolah di ITB. Hidup tak bisa ditebak, sang Profesor si empunya penggagas Lapas harus merasakan juga dinginnya jeruji besi itu.

Saya pun berkesempatan menjajaki sel bekas Bung Karno ditahan. Sepanjang perjalanan menuju ruang, tak hentinya mata ini menelisik setiap ruang yang saya lewati. Tempat ini tak nampak sebagai penjara menurut saya, didalamnya ada fasilitas yang cukup nyaman. Lapangan tenis, televisi berukuran 42 inc (silahkan koreksi apabila salah). Alam bawah sadar saya seolah diajak untuk meninjau kembali ke masa penjajahan. Ada banyak penderitaan dari orang-orang tidak bersalah. Sungguh saya tak mampu menggambarkan keadaan sesungguhnya. Tidak kuat saya menceritakannya. Duh jadi horor begini hehehe.

Dalam acara Sehari Berkunjung ke Lapas Sukamiskin ini, saya khususnya kami-kami para blogger didaulat untuk bertemu mantan CEO Indosat Bapak Indar Atmanto si pengagas Mobile Broadband pertama di Indonesia, yang juga seorang penasihat PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). Beliau disangkakan terlibat kasus korupsi, yang menurut saya korupsi itu bak simalakama. Orang baik pun bisa terjerat karenanya. Masih terngiang dalam ingatan, apa yang disampaikan Bapak Indarto ini, nada suaranya tertahan dan berat, lirikan mata kirinya terus menerus mengatakan apa yang sesungguhnya terjadi. Saya meyakini dari setiap kalimat yang disampaikannya tidak ada kebohongan.

Dalam hati saya cuma bisa berdoa, semoga Allah SWT memberikan jalan termudah untuk kebebasannya. Seperti diketahui, Pengajuan kembali kasasinya ternyata mendapat respon baik dari Bapak Yusuf Kalla. Kita doakan saja semoga Bapak Indar Atmanto bisa segera menghirup udara bebas.

Terima kasih kepada para rekan jurnalis dari PWI dan sobat blogger lainnya. Pengalaman sesaat bersama kalian di Lapas Sukamiskin ini telah membuka mata hati dan pikiran saya tentang hidup.

 

"Merdekakan diri kita sendiri sebelum dimerdekakan orang"

(quote ngasal by Julayjo) :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun