Persoalan listrik di kalselteng pada umumnya sudah seperti salah satu bahan pokok bagi kehidupan social di kalselteng. Kebutuhan akan listrik pada masyarakat tidak terlayani dengan maksimal bahkan seada nya.keluhan dari semua lapisan masyarakat. Hanya di tanggapi dengan alasan yang sama bertahun tahun yaitu kapasitas daya yang tersedia pas pasan. Pemeliharaan jaringan lah, kerusakan mesin lah..alibi alibi murahan yang sangat tidak mencerdaskan untuk masyarakat kalselteng pada umumnya.
PLN sebagai bagian dari institusi pemerintah tentunya di penuhi oleh orang2 pintar yang mengerti akan kondisi per listrikan di Indonesia ini.distribusi penugasan untuk menjabat pimpinan wikayah di suatu daerah tentu nya harus yang memiliki kapabilitas yang mumpuni dan tidak se adanya. Yang jadi pertanyaan kenapa di kalselteng di kirim orang2 yang tidak bisa mengatasi masalah kelistrikan, sudah berapa kali berganti pimpinan wilayah PLN Kalselteng hal yang sama tetap terjadi..pemadaman listrik terus menjadi penyakit kronis bagi masyarakat kalselteng pada umumnya.
Ironisnya pulau jawa dan bali yang supply batubara untuk pembangkit listrik dari Kalimantan, bisa tenang2 dan jarang mengalami problem byar pet seperti di Kalimantan. Kalimantan selatan dan tengah sebagai penghasil batubara terbesarnasibnya sungguh mengenaskan..dan memalukan karena tidak bisa menjadi pemecah kebuntuan akan krisis listrik di daerahnya sendiri.
PLN seharusnya malu dengan tindakan yang di lakukan oleh mahasiswa UNLAMyang membuat gerakan koin listrik independen, yang di terjemahkan secara massal oleh rakyat kalselteng adalah “kalau PLN tidak mampu urus listrik Kalselteng biar kami urus sendiri..” biar PLN mati dirumahnya sendiri jangan di lumbung kami.
Merdeka !!!…mana…mana ….mana !!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI