Mohon tunggu...
Tjung Julai
Tjung Julai Mohon Tunggu... Penulis - Write, write, write

Jadilah kereta api! Terjang-terjang-terjang! Tulis-tulis-tulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidak Akan Memilih Ahok Lagi

11 Maret 2016   14:47 Diperbarui: 11 Maret 2016   15:58 4811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari ini rakyat Indonesia terutama warga Jakarta dihebohkan dengan keputusan gubernur Jakarta, Ahok, yang memutuskan untuk kembali maju dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur melalui jalur independen. Sebuah keputusan yang tidak lazim dan tidak popular di kalangan politisi. Banyak orang berpikir akan lebih mudah untuk terpilih kembali jika Ahok maju melalui partai politik. Tapi nyatanya saat ini Ahok telah memilih untuk memegang amanah dan kepercayaan Teman Ahok yang notabene adalah suara rakyat yang menginginkan beliau maju tanpa dibayangi partai politik.

Ahok telah mengukir sejarah baru di bangsa ini. Beliau memilih jalan yang terlihat mustahil dan memilih untuk melaluinya. Pilihannya ini bukan tanpa resiko, akan ada perjuangan panjang dan berat yang harus dilaluinya, akan ada banyak manuver politik yang bisa saja menjegal langkahnya untuk kembali bekerja dan melayani warga Jakarta.

Ahok telah memilih jalannya dan beliau menunggu keputusan masyarakat yang telah dilayani olehnya selama hampir 3,5 tahun ini. Warga Jakarta diajak untuk melihat, mendengar, merasakan, adakah perubahan itu terjadi selama ia mengabdi.

Bukan suatu keputusan yang sulit bukan? Setidaknya itu yang saya rasakan. Saya tidak akan memilih Ahok lagi! Bukan karena beliau Kristen atau Cina. Jika masih saja ada oknum-oknum yang memakai alasan ini untuk membuat saya dan masyarakat Jakarta tidak memilih Ahok pastilah mereka ini orang-orang yang tidak belajar dari masa lalu. Hanya orang gila yang mengharapkan hasil yang berbeda dengan menggunakan cara yang sama. Think again!

Saya tidak akan memilih Ahok lagi! Bukan juga karena beliau “galak”. Ayolah, jangan munafik! Sudah berapa banyak gubernur yang terlihat adem ayem memimpin kota seluas 661,52 m2 ini justru terlihat tak berkutik menghadapi “raja-raja kecil” yang menggunakan kekuasaannya untuk mengikat tangan dan kaki sang gubernur dan menjadikannya boneka bagi mereka sehingga ia tak bisa melihat dan merasa bahwa selama ini rakyatnya telah lama menderita.

Jika tegas dikatakan galak, jika tegas diartikan perlawanan terhadap pembelengguan raja-raja kecil, jika tegas ternyata mampu merubah sistem birokasi yang berbelit, jika tegas mampu membungkam dan menyingkirkan mereka yang mencuri dari rakyat, mengapa saya tidak memilih Ahok?

Saya hanya tidak akan memilih Ahok lagi,  JIKA ada sosok yang melebihi Ahok. Sosok yang rela maju di barisan terdepan demi tegaknya kebenaran, sosok yang tak gentar menghadapi ancaman demi ancaman dalam memberantas korupsi, sosok yang lebih giat bekerja dan melayani untuk rakyat, sosok yang lebih pintar dan berhikmat dalam menuntaskan segala permasalahan Jakarta.

Jika ada, saya tak akan segan memberikan suara saya untuk sosok tersebut dan tidak memilih Ahok untuk kembali menjadi DKI 1 di periode mendatang. Saat ini hati dan suara saya masih untuk Ahok. Saya yakin bukan hanya saya dan masyarakat Jakarta dan Indonesia yang mengharapkan sosok itu ada di Jakarta, bahkan seluruh pelosok negeri akan berbahagia jika kelak sosok yang melebihi Ahok itu ada, dan tentunya Ahok akan merasakan hal yang sama karena artinya beliau bisa mengabdi pada negara ini di lini kepemimpinan yang lainnya, karena Jakarta akan berada di tangan yang tepat.

Mari wujudkan Jakarta yang bersih, transparan, dan profesional bersama-sama dan terus berdoa agar Ahok-Ahok lainnya bermunculan di negeri ini untuk mewujudkan Indonesia Baru yang bermartabat menjadi mitra bagi bangsa-bangsa dalam membawa perubahan bagi umat manusia untuk memiliki kehidupan yang berkeadilan dan sejahtera.

Salam hangat dari bawah kolong langit Jakarta yang cerah,

Julai Tjung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun