Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Study Tour: Beban Pikiran Guru Lebih Berat dari Buku yang Dibawa Siswa

8 Februari 2025   09:01 Diperbarui: 8 Februari 2025   09:01 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Study tour, beban pikiran guru lebih berat dari buku yang dibawa siswa. | Image by Getty Images/unsplash.com

Study tour, atau karyawisata, merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh sekolah sebagai bagian dari proses pembelajaran. 

Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman belajar di luar kelas, memperkenalkan siswa pada dunia nyata, serta mengembangkan wawasan dan pengetahuan mereka.

Namun, di balik manfaatnya bagi siswa, study tour juga menyimpan potensi ancaman terhadap kesehatan mental guru.

Fakta-fakta Terkini tentang Study Tour

Study tour, atau yang juga dikenal dengan istilah karyawisata, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika pendidikan di Indonesia. Kegiatan ini seolah menjadi agenda rutin yang selalu dinanti-nantikan oleh para siswa, sebagai momen untuk belajar di luar kelas dan mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan.

Tak heran, popularitas study tour di kalangan sekolah-sekolah di Indonesia masih sangat tinggi. Beragam destinasi dan tema study tour pun ditawarkan, mulai dari wisata alam yang menyegarkan, wisata sejarah yang kaya akan pengetahuan, hingga kunjungan industri yang membuka wawasan tentang dunia kerja.

Namun, di balik popularitas dan manfaatnya bagi siswa, study tour juga menyimpan berbagai permasalahan yang perlu dicermati. Salah satu isu yang paling mencuat adalah masalah keselamatan. Dalam beberapa waktu terakhir, kita dikejutkan oleh serangkaian kecelakaan yang melibatkan bus study tour.

Kecelakaan-kecelakaan ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan materil, bahan dan kerugian waktu, tetapi juga menimbulkan korban luka-luka, bahkan jiwa. Tentu saja, hal ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan orang tua, siswa, dan guru akan keselamatan mereka selama mengikuti study tour.

Selain masalah keselamatan, isu kesehatan mental guru juga menjadi perhatian yang semakin serius. Banyak guru yang merasakan tekanan dan stres yang berlebihan selama mendampingi siswa dalam study tour.

Tanggung jawab besar untuk menjaga keselamatan dan keamanan siswa, beban kerja tambahan yang menumpuk, kurangnya waktu istirahat yang berkualitas, serta tekanan dari berbagai pihak, menjadi faktor-faktor yang dapat memicu masalah kesehatan mental pada guru.

Kondisi ini tentu tidak boleh diabaikan, karena kesehatan mental guru merupakan faktor penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun