Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebuah Refleksi dari Pertemuan dengan Penyapu Kendaraan, Ihwal Empati dan Kemanusiaan

5 Januari 2025   19:36 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:19 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memberikan sedikit rezeki untuk penyapu kendaraan. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Sore hari ini, embun senja mulai menyelimuti Kota Bandung. Bersama keluarga, kami memutuskan untuk keluar rumah sejenak. Lampu merah menyala, menghentikan laju kendaraan.

Di tengah kemacetan itu, sebuah pemandangan sederhana namun sarat makna menyita perhatian kami. Di pinggir jalan, seorang bapak paruh baya dengan cekatan menyapu kaca mobil-mobil yang berhenti.

Kamoceng di tangannya bergerak lincah, membersihkan debu dan kotoran yang menempel. Wajahnya memancarkan kelelahan namun tetap ramah. Ia menawarkan jasa membersihkan kendaraan dengan senyuman tipis.

Namun, respon para pengendara sungguh beragam. Ada yang acuh tak acuh, bahkan ada yang terlihat kesal ketika ditawari jasa tersebut. Beberapa pengendara memilih untuk memalingkan wajah, seakan tak ingin berurusan dengan orang asing.

Di antara sekian banyak wajah acuh, ada pula beberapa pengendara yang menunjukkan empati dan kepedulian. Mereka memberikan uang seikhlasnya, disertai ucapan terima kasih. Ada pula yang sekadar melempar senyum ramah sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras bapak penyapu itu.

Peristiwa sederhana ini menggugah hati saya. Betapa besar perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh sesama manusia. Di satu sisi, ada mereka yang begitu sibuk dengan dunianya sendiri hingga tak sempat menoleh pada orang lain. Di sisi lain, ada pula mereka yang masih memiliki hati nurani dan mau berbagi rezeki dengan sesama.

Mengapa Adab di Jalan Raya Begitu Penting?

Jalan raya adalah cerminan masyarakat. Di sana, kita bisa melihat betapa beragamnya perilaku manusia, dari yang paling santun hingga yang paling kasar. Adab di jalan raya bukan sekadar aturan lalu lintas, melainkan juga cerminan dari nilai-nilai kemanusiaan yang kita anut.

Ketika kita beradab di jalan raya, kita tidak hanya menghargai diri sendiri, tetapi juga menghargai orang lain. Ini berarti kita mau berbagi ruang, saling menghormati, dan tidak memaksakan kehendak.

Bisa dibayangkan jika semua pengguna jalan saling menghormati, tentu lalu lintas akan lebih lancar dan nyaman. Tidak akan ada lagi klakson-klakson yang nyaring, saling menyalip secara ugal-ugalan, atau bahkan adu mulut. Jalan raya akan menjadi tempat yang menyenangkan untuk dilalui.

Adab di jalan raya juga erat kaitannya dengan keselamatan. Ketika kita mengendarai kendaraan dengan tertib dan santun, kita mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas seringkali disebabkan oleh perilaku yang tidak tertib, seperti ngebut, menerobos lampu merah, atau menggunakan ponsel saat mengemudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun