Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mitigasi Banjir Alami: Membangun Kota Ramah Air dengan Limnologi

31 Desember 2024   14:23 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Membangun kota ramah air dengan limnologi. | Image by Freepik/evening_tao

Banjir, sebagai salah satu bencana alam yang paling sering terjadi, telah menjadi ancaman serius bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Di tengah urbanisasi yang pesat, upaya mitigasi banjir konvensional seperti pembangunan infrastruktur seringkali tidak efektif dalam jangka panjang dan bahkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. 

Limnologi, ilmu yang mempelajari perairan darat, menawarkan pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan dalam mengatasi masalah banjir.

Limnologi memungkinkan kita untuk memahami proses-proses yang terjadi di dalam ekosistem perairan, seperti siklus hidrologi, kualitas air, dan interaksi antara komponen biotik dan abiotik. 

Dengan pemahaman yang mendalam ini, kita dapat merancang solusi mitigasi banjir yang tidak hanya efektif dalam mengurangi risiko banjir, tetapi juga memperbaiki kualitas lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Konsep Kota Ramah Air

Konsep kota ramah air merupakan pendekatan komprehensif dalam perencanaan dan pengelolaan kota yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim, khususnya banjir. 

Inti dari konsep ini adalah pengelolaan air secara terpadu, mulai dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan seluruh komponen ekosistem perairan. Limnologi, sebagai ilmu yang mempelajari perairan darat, menjadi kunci dalam memahami dinamika dan proses yang terjadi dalam ekosistem perairan, sehingga dapat memberikan solusi yang tepat untuk masalah banjir.

Kota ramah air tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur seperti saluran drainase, tetapi juga pada upaya restorasi dan pelestarian ekosistem alami seperti hutan, lahan basah, dan sungai. Ekosistem alami ini memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur siklus hidrologi, menyerap air hujan, dan mengurangi risiko banjir. 

Dengan demikian, kota ramah air tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal manusia, tetapi juga sebagai habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna.

Penerapan konsep kota ramah air memerlukan perubahan paradigma dalam perencanaan tata ruang. Alih-alih membangun pemukiman di daerah yang rawan banjir, perlu dilakukan upaya untuk melindungi kawasan resapan air, membangun ruang terbuka hijau, dan mengembangkan sistem drainase yang terintegrasi dengan lingkungan alam. 

Di samping itu, partisipasi aktif masyarakat juga sangat penting dalam mewujudkan kota ramah air. Melalui program edukasi dan pemberdayaan masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun