Pasar Caringin, pusat keramaian dan pusat perbelanjaan bahan pokok sehari-hari warga Bandung, tak lepas dari permasalahan klasik yaitu gunungan sampah organik yang menumpuk.Â
Limbah sayuran, buah-buahan busuk, dan sisa makanan lainnya menjadi pemandangan yang kurang sedap dan berpotensi mencemari lingkungan.Â
Namun, tahukah Anda, ada solusi sederhana namun efektif untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan memanfaatkan tumbler kompos atau worm bin?
Mengapa Tumbler Kompos dan Worm Bin?
Kedua metode ini menawarkan solusi yang sangat praktis dan efektif dalam mengelola sampah organik di lingkungan pasar. Tumbler kompos dengan desainnya yang sederhana memungkinkan proses pengomposan berlangsung cepat dan efisien.Â
Dengan memutar tumbler secara berkala, kita memastikan suplai oksigen yang cukup bagi mikroorganisme pengurai, sehingga sampah organik dapat terurai lebih cepat menjadi kompos berkualitas. Di sisi lain, worm bin memanfaatkanÂ
kemampuan cacing tanah dalam mengolah sampah organik menjadi kascing, pupuk organik super yang kaya nutrisi. Cacing-cacing ini bekerja tanpa kenal lelah, mencerna sampah dan menghasilkan kascing yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Keunggulan lain dari kedua metode ini adalah fleksibilitasnya. Baik tumbler kompos maupun worm bin dapat disesuaikan dengan ketersediaan ruang di pasar.Â
Tumbler kompos yang berukuran lebih kecil cocok untuk pedagang dengan skala usaha yang lebih kecil, sementara worm bin dapat ditempatkan secara bertingkat untuk mengoptimalkan penggunaan ruang. Selain itu, kedua metode ini juga relatif mudah dioperasikan dan tidak memerlukan perawatan yang rumit.
Selain manfaat lingkungan, penggunaan tumbler kompos dan worm bin juga dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Kompos yang dihasilkan dapat dijual kepada petani atau digunakan untuk menyuburkan tanaman di sekitar pasar.Â
Hal ini tidak hanya mengurangi biaya pengadaan pupuk, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi pengelola pasar.Â