Perempuan yang terjebak dalam lingkaran perawatan seringkali merasa sulit untuk membangun jaringan sosial yang luas dan mengembangkan minat di luar lingkup keluarga.
Implikasi Ekonomi dari Beban Perawatan pada Perempuan
Beban perawatan yang secara tidak proporsional ditanggung oleh perempuan memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian suatu negara.
Pertama, beban ini seringkali menghambat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Ketika perempuan harus meluangkan waktu yang sangat banyak untuk merawat anggota keluarga, mereka cenderung mengurangi jam kerja atau bahkan keluar dari pasar kerja sepenuhnya. Hal ini mengakibatkan hilangnya potensi produktivitas yang besar bagi suatu negara.
Selain itu, beban perawatan juga berkontribusi pada kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan. Perempuan yang kembali bekerja setelah mengurus keluarga seringkali masuk ke dalam pekerjaan yang kurang bergengsi dan bergaji rendah.
Hal ini disebabkan oleh diskriminasi gender, kurangnya pengalaman kerja yang terputus, dan fleksibilitas kerja yang terbatas. Kesenjangan upah ini tidak hanya merugikan perempuan secara individu, tetapi juga berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Beban perawatan yang tidak merata juga dapat memperkuat siklus kemiskinan. Perempuan yang hidup dalam kemiskinan cenderung memiliki lebih sedikit akses terhadap sumber daya dan dukungan sosial, sehingga mereka lebih rentan untuk mengambil alih peran pengasuh utama.
Hal ini dapat menghambat mobilitas sosial mereka dan anak-anak mereka, sehingga kemiskinan terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Upaya Mengatasi Ketidaksetaraan
Kebijakan pemerintah menjadi kunci dalam meratakan beban perawatan. Cuti pengasuhan yang adil bagi kedua orang tua, layanan penitipan anak yang terjangkau dan berkualitas, serta dukungan finansial bagi keluarga yang memiliki anggota yang membutuhkan perawatan adalah beberapa contoh kebijakan yang efektif.
Di samping itu, perlu ada upaya untuk mengubah norma sosial yang menempatkan perempuan sebagai satu-satunya penanggung jawab perawatan. Kampanye kesadaran publik, pendidikan gender sejak dini, serta keterlibatan tokoh masyarakat dapat membantu mengubah persepsi dan perilaku masyarakat.