Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ayah, Hati-Hati! 4 Hal Ini Bisa Membuat Anak Jauh dari Anda

21 November 2024   06:23 Diperbarui: 21 November 2024   06:32 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, tuntutan yang terlalu tinggi juga bisa menjadi beban berat bagi anak. Jika seorang ayah selalu membandingkan anaknya dengan orang lain atau memiliki ekspektasi yang tidak realistis, anak akan merasa tertekan dan kesulitan untuk mencapai standar yang ditetapkan. Akibatnya, hubungan antara ayah dan anak menjadi renggang dan anak akan mencari dukungan dari orang lain.

Sikap otoriter dan tidak mau mendengarkan pendapat anak juga bisa menjadi penghalang dalam membangun hubungan yang erat. Ketika seorang ayah selalu memaksakan kehendaknya dan tidak memberikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan pendapatnya, anak akan merasa tidak dihargai sebagai individu.

Hal ini dapat membuat anak menjadi pasif, tidak berani mengambil inisiatif, dan cenderung menuruti semua perintah orang tua. Selain itu, sikap otoriter juga bisa memicu konflik dan perdebatan yang tidak sehat dalam keluarga. Anak akan merasa terkekang dan ingin melepaskan diri dari kontrol orang tua.

Kurangnya waktu berkualitas bersama anak juga menjadi faktor penting yang dapat membuat anak merasa jauh dari ayahnya. Kesibukan pekerjaan atau kegiatan lainnya seringkali membuat para ayah sulit meluangkan waktu untuk bermain, bercerita, atau melakukan aktivitas bersama anak.

Padahal, momen-momen kebersamaan inilah yang sangat berharga bagi anak dan dapat memperkuat ikatan emosional antara ayah dan anak. Ketika seorang anak merasa kurang diperhatikan oleh ayahnya, ia akan mencari perhatian dari orang lain dan mungkin akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri dan memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan sosial.

3. Tidak Konsisten dalam Menepati Janji

Ketidakkonsistenan dalam menepati janji bukan hanya sekadar soal janji manis yang tak terpenuhi. Ini adalah soal kepercayaan yang dibangun dan direnggut perlahan. Anak-anak adalah peniru ulung, mereka mengamati setiap tindakan orang tua sebagai pedoman hidup.

Ketika melihat orang tua seringkali tidak menepati janji, secara tidak langsung anak belajar bahwa janji hanyalah kata-kata semata, tanpa makna yang berarti. Hal ini kemudian dapat berdampak pada pembentukan karakter anak di masa depan, membuatnya sulit untuk membangun kepercayaan dengan orang lain.

Selain itu, ketidakkonsistenan orang tua juga dapat memicu rasa tidak aman pada anak. Anak-anak membutuhkan stabilitas dan konsistensi dalam kehidupan mereka untuk merasa aman dan nyaman.

Ketika orang tua seringkali berubah pikiran atau tidak menepati janji, anak akan merasa tidak pasti tentang apa yang dapat mereka harapkan. Hal ini dapat membuat anak menjadi cemas, khawatir, dan sulit untuk fokus pada hal-hal lain.

Dampak jangka panjang dari ketidakkonsistenan orang tua dalam menepati janji bisa sangat luas. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini cenderung memiliki kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun