Lebih lanjut, tanaman legum memiliki kemampuan untuk mengikat nitrogen bebas di udara melalui bintil-bintil akarnya. Nitrogen yang terikat ini kemudian akan menjadi pupuk alami bagi tanaman berikutnya dalam rotasi. Selain itu, akar tanaman legum juga dapat mengeluarkan zat-zat yang dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Mikroorganisme ini berperan penting dalam mengurai bahan organik menjadi nutrisi yang tersedia bagi tanaman.
Dengan demikian, rotasi tanaman tidak hanya membantu dalam pengendalian hama dan penyakit, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas tanah secara keseluruhan. Tanah yang sehat dan subur akan menghasilkan tanaman yang lebih kuat dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Ketiga, sanitasi perkebunan. Jaga kebersihan kebun dengan rutin membersihkan gulma, sisa-sisa tanaman yang sakit, dan daun-daun yang jatuh. Pemangkasan tanaman yang sakit juga penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Gulma tidak hanya bersaing memperebutkan nutrisi dengan tanaman budidaya, tetapi juga menjadi tempat persembunyian hama dan sumber inokulum penyakit. Sisa-sisa tanaman yang sakit dapat menjadi sumber infeksi bagi tanaman sehat di sekitarnya.
Daun-daun yang jatuh, terutama jika dalam kondisi lembap, dapat menjadi tempat berkembang biak jamur penyebab penyakit. Pemangkasan tanaman yang sakit secara teratur akan membantu mengurangi populasi patogen dan mencegah penyebaran penyakit ke bagian tanaman yang sehat.
Selain menjaga kebersihan kebun, pengaturan jarak tanam yang tepat juga penting. Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menyebabkan sirkulasi udara menjadi buruk dan kelembaban meningkat, sehingga menciptakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan patogen. Dengan mengatur jarak tanam yang sesuai, kita dapat meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi risiko terjadinya penyakit.
Penggunaan mulsa organik juga dapat membantu dalam mengendalikan hama dan penyakit. Mulsa organik dapat membantu menjaga kelembapan tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan meningkatkan suhu tanah. Selain itu, mulsa organik juga dapat menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Keempat, penggunaan mulsa. Penggunaan mulsa organik seperti jerami, serbuk gergaji, atau daun-daun kering dapat membantu menjaga kelembapan tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan melindungi tanah dari erosi. Mulsa juga dapat menurunkan suhu tanah sehingga dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis patogen.
Selain itu, saat terurai, mulsa organik akan meningkatkan kandungan bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah, dan menyediakan nutrisi bagi tanaman. Dengan demikian, penggunaan mulsa organik merupakan praktik pertanian berkelanjutan yang sangat dianjurkan.
Kelima, pengairan yang tepat. Hindari pengairan berlebihan yang dapat menyebabkan genangan air dan meningkatkan kelembapan lingkungan. Lakukan pengairan secara teratur namun secukupnya, terutama pada pagi hari untuk meminimalkan risiko penyakit akibat embun.
Drainase yang baik juga sangat penting untuk mencegah genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk dan berbagai jenis patogen penyebab penyakit tanaman. Pastikan tanah memiliki drainase yang baik agar kelebihan air dapat meresap dengan cepat.