Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jika Kembali, maka Ujian Nasional Menuju Evaluasi yang Holistik dan Manusiawi

8 November 2024   11:11 Diperbarui: 8 November 2024   11:30 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, orang tua perlu memberikan dukungan moral dan emosional kepada anak-anak mereka. Dan siswa sendiri harus memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan mengembangkan diri.

Dengan demikian, UN dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa UN hanyalah salah satu instrumen penilaian. Evaluasi yang komprehensif terhadap siswa perlu dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya pada saat UN.

Dengan demikian, kita dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan.

UN yang ideal seharusnya memiliki karakteristik sebagai berikut: berbasis kompetensi, berorientasi pada proses, menghargai keunikan individu, mempromosikan pembelajaran yang menyenangkan, dan menghindari diskriminasi. Dengan demikian, UN tidak hanya menjadi alat ukur pencapaian siswa secara individu, tetapi juga menjadi cerminan kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan.

Pertama, UN berbasis kompetensi. Soal-soal UN harus dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang relevan dengan kehidupan nyata. Hal ini berbeda dengan UN konvensional yang lebih fokus pada penghafalan materi. Dengan demikian, siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berinovasi.

Kedua, UN berorientasi proses. Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses pembelajaran yang dilalui siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui penilaian portofolio, proyek kelompok, atau presentasi. Dengan demikian, siswa dapat menunjukkan perkembangan kemampuannya secara bertahap dan guru dapat memberikan umpan balik yang lebih konstruktif.

Ketiga, UN menghargai keunikan individu. Setiap siswa memiliki potensi dan gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, UN harus mengakomodasi keberagaman ini dengan menyediakan berbagai jenis soal dan format penilaian. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pilihan soal, menggunakan soal terbuka, atau memberikan waktu yang fleksibel untuk mengerjakan soal.

Keempat, UN mempromosikan pembelajaran yang menyenangkan. UN seharusnya tidak menjadi momok yang menakutkan bagi siswa. Sebaliknya, UN harus menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan menantang. Hal ini dapat dilakukan dengan merancang soal-soal yang menarik, relevan, dan kontekstual.

Kelima, UN menghindari diskriminasi. UN harus dirancang untuk mengakomodasi semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan fasilitas yang memadai, memberikan waktu tambahan, atau menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Langkah-langkah Konkret Menuju UN yang Lebih Baik

Untuk mewujudkan UN yang lebih holistik dan manusiawi, beberapa langkah konkret perlu dilakukan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun