Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Implikasi Sosial dari Penurunan Angka Pernikahan, Dampak bagi Keluarga dan Masyarakat

7 November 2024   13:09 Diperbarui: 7 November 2024   13:15 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penurunan angka pernikahan merupakan fenomena global yang membawa perubahan signifikan dalam struktur dan dinamika keluarga serta masyarakat. Dampaknya terasa dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pola pengasuhan anak, hubungan antar generasi, hingga nilai-nilai sosial yang dianut.

Dampak terhadap Keluarga

1. Perubahan Pola Pengasuhan

Dengan semakin sedikitnya keluarga inti, pola pengasuhan anak mengalami transformasi yang signifikan. Banyak anak tumbuh dalam keluarga tunggal, keluarga campuran, atau bahkan dalam lingkungan tanpa kehadiran orang tua. Kondisi ini membawa sejumlah tantangan unik dalam perkembangan psikologis anak.

Salah satu dampak paling langsung adalah perubahan dinamika keluarga. Dalam keluarga tunggal atau keluarga campuran, anak mungkin harus beradaptasi dengan struktur keluarga yang berbeda, seperti tinggal bersama salah satu orang tua atau memiliki orang tua tiri. Proses adaptasi ini dapat memicu perasaan tidak stabil, kecemasan, atau bahkan penolakan.

Kurangnya figur otoritas juga menjadi masalah yang sering dihadapi anak-anak dalam keluarga non-tradisional. Kehadiran kedua orang tua yang konsisten dapat memberikan rasa aman dan bimbingan yang dibutuhkan anak dalam tumbuh kembangnya. 

Tanpa adanya figur otoritas yang kuat, anak mungkin kesulitan dalam mengembangkan disiplin diri, membuat keputusan, dan menghadapi tantangan hidup.

Masalah perilaku juga sering muncul sebagai akibat dari perubahan pola pengasuhan. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil atau penuh konflik cenderung lebih impulsif, agresif, dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, mereka juga berisiko mengalami masalah emosional seperti depresi dan kecemasan.

Identitas diri merupakan aspek penting dalam perkembangan remaja. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga non-tradisional mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk identitas diri yang kuat. Mereka mungkin bertanya-tanya tentang siapa diri mereka, dari mana mereka berasal, dan bagaimana mereka seharusnya berperilaku.

Dampak jangka panjang dari perubahan pola pengasuhan dapat sangat beragam, tergantung pada faktor-faktor seperti usia anak saat perubahan terjadi, tingkat dukungan sosial yang tersedia, dan kemampuan anak untuk beradaptasi. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam keluarga non-tradisional memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal, dan prestasi akademik yang lebih rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun