Jaminan Hari Tua (JHT) memang dirancang sebagai dana cadangan untuk masa pensiun. Namun, banyak pekerja muda yang tergoda untuk mencairkannya lebih dini karena berbagai alasan, seperti kebutuhan mendesak atau keinginan untuk memiliki aset. Padahal, mencairkan JHT sebelum waktunya bisa berdampak buruk pada masa depan finansial.
Hilangnya Jaminan Masa Tua
JHT adalah tabungan pensiun yang seharusnya tumbuh seiring waktu. Dengan mencairkannya, pekerja muda kehilangan sumber pendapatan pasif di masa depan saat sudah tidak lagi bekerja.
Jaminan Hari Tua (JHT) sejatinya dirancang sebagai dana cadangan untuk masa pensiun. Ibarat tabungan yang terus bertambah seiring waktu, JHT diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan saat kita sudah tidak lagi aktif bekerja.Â
Dana ini akan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, biaya kesehatan, dan berbagai keperluan lainnya di masa tua.
Mencairkan JHT sebelum waktunya adalah keputusan yang perlu dipikirkan matang-matang. Meskipun mungkin terasa menggiurkan untuk memiliki sejumlah uang tunai saat ini, namun kita perlu mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.Â
JHT adalah aset berharga yang dapat menjamin masa depan kita. Lebih baik mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan mendesak daripada mengorbankan masa depan kita.
Inflasi Menggerogoti Nilai Uang
Nilai uang terus mengalami inflasi. Uang yang dicairkan hari ini tidak akan memiliki daya beli yang sama beberapa tahun ke depan.
Inflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan dalam suatu periode tertentu. Sederhananya, uang yang kita miliki hari ini tidak akan bisa membeli barang sebanyak yang bisa kita beli beberapa tahun lalu.
Ketika kita mencairkan JHT hari ini, kita mendapatkan sejumlah uang dengan nilai tertentu. Namun, seiring berjalannya waktu, harga-harga barang dan jasa akan terus naik akibat inflasi. Akibatnya, uang yang kita cairkan tersebut akan kehilangan daya belinya.