Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter di Mana-mana, Tapi Kekerasan di Sekolah Masih Ada, Mengapa?

5 Oktober 2024   07:29 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:33 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Kekerasan di sekolah | Image by Kompas.id.

Pendidikan karakter telah menjadi jargon yang sering kita dengar dalam dunia pendidikan. Program-program pembinaan karakter bermunculan di berbagai sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Namun, ironisnya, kasus kekerasan di sekolah masih saja terjadi. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Peran Pendidikan Karakter yang Krusial

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat, seperti kejujuran, tanggung jawab, toleransi, dan empati. Dengan bekal karakter yang baik, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu hidup berdampingan secara harmonis dengan orang lain.

Namun, implementasi pendidikan karakter seringkali hanya sebatas pada teori dan slogan. Kurikulum yang padat, tuntutan akademik yang tinggi, serta kurangnya sumber daya yang memadai menjadi beberapa kendala dalam penerapan pendidikan karakter secara efektif.

Kurikulum yang padat, seringkali menuntut siswa untuk menghafal materi demi meraih nilai tinggi. Akibatnya, pengembangan nilai-nilai karakter seperti kreativitas, kritis, dan empati menjadi termarginalkan. Sekolah seolah-olah lebih mengejar prestasi akademik semata, mengabaikan aspek penting pembentukan manusia seutuhnya.

Selain itu, tuntutan akademik yang tinggi membuat siswa dan guru berada di bawah tekanan yang besar. Dalam kondisi seperti ini, pengembangan karakter seringkali menjadi prioritas terakhir. Guru lebih fokus pada penyelesaian materi pelajaran untuk menghadapi ujian, sehingga waktu dan energi untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung pembentukan karakter menjadi sangat terbatas.

Lalu, Mengapa Kekerasan di Sekolah Masih Terjadi?

Beberapa faktor yang menyebabkan kekerasan di sekolah meskipun pendidikan karakter sudah diterapkan secara luas antara lain:

Peran Model: Lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan masyarakat, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter anak. Jika anak sering melihat atau mengalami kekerasan dalam lingkungannya, maka ia cenderung meniru perilaku tersebut.

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak. Orang tua sebagai figur otoritas yang paling dekat, memiliki peran yang sangat krusial dalam membentuk karakter anak. Jika orang tua sering bertengkar, menggunakan kekerasan fisik atau verbal, maka anak akan menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang normal dan dapat ditiru.

Lingkungan masyarakat juga memberikan pengaruh yang signifikan. Media massa, teman sebaya, dan tokoh idola yang seringkali menjadi panutan anak, dapat membentuk persepsi dan perilaku mereka. Jika anak sering terpapar konten yang mengandung kekerasan, pornografi, atau perilaku menyimpang lainnya, maka hal tersebut dapat merusak moral dan karakter anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun