Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Menulis kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kisah Suka Duka Bubun Petani Kacang Tanah di Ujung Desa Kabupaten Bandung

13 September 2024   06:17 Diperbarui: 13 September 2024   06:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Hamparan hijau ladang tanaman kacang tanah milik Bubun di Desa Margaasih Kab. Bandung, Jabar, Ahad (8/9/2024. | Dokumentasi Pribadi

Bubun, Petani Kacang Tanah di Ujung Desa

Di sebuah desa terpencil di ujung Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di Kampung Cicadas Desa Margaasih Kecamatan Cicalengka, hiduplah seorang petani bernama Bubun. Sejak kecil, Bubun (54) sudah akrab dengan sawah dan ladang.

Warisan turun-temurun dari kakeknya, menanam kacang tanah menjadi pekerjaan yang sangat ia cintai. Setiap pagi, Bubun akan berangkat ke ladangnya yang hijau membentang luas. Dengan cangkul di tangan, ia mengolah tanah dengan penuh semangat.

Suka Cita Menuai Hasil

Ada kebahagiaan tersendiri ketika Bubun memanen kacang tanah. Melihat hasil jerih payahnya selama berbulan-bulan, hatinya merasa sangat puas. Kacang tanah hasil panennya berkualitas tinggi, biji-bijinya besar dan berisi.

Dengan penuh syukur, Bubun menjual kacang tanahnya ke pasar Cicalengka, dan tak jarang menjual ketengkulak (bandar). Hasil penjualan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya.

Duka Menghadapi Perubahan Cuaca

Namun, kehidupan Bubun sebagai petani tidak selalu berjalan mulus. Perubahan cuaca yang ekstrim menjadi tantangan terbesar baginya. Musim kemarau yang panjang menyebabkan tanah menjadi kering dan tanaman kacang tanahnya layu. Hujan deras yang tiba-tiba juga bisa merusak tanamannya. Bubun seringkali merasa putus asa ketika hasil panennya tidak sesuai harapan.

Upaya Menjaga Kelestarian Tanah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun