Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Menulis kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kearifan Lokal Menjaga Sawah Hijau: Kisah Petani di Rancabango Garut

4 September 2024   04:34 Diperbarui: 4 September 2024   04:36 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Petani di Rancabango, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat sedang menanam padi, Ahad (1/9/2024). | Dokumentasi Pribadi

Di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata, petani di Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Batat menunjukkan keuletan luar biasa dalam menjaga kehijauan sawah mereka. Dengan mengandalkan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun, mereka mampu bertahan bahkan di musim kemarau yang panjang.

Salah satu kunci keberhasilan petani Rancabango adalah pemahaman mendalam mereka terhadap karakteristik tanah dan iklim setempat. Mereka telah mengembangkan sistem irigasi tradisional yang efektif dalam mengelola ketersediaan air. Sistem subak, misalnya, memungkinkan air dialirkan secara bergantian ke setiap petak sawah, sehingga setiap tanaman mendapatkan pasokan air yang cukup.

Selain itu, petani Rancabango juga memiliki pengetahuan yang luas tentang varietas padi lokal yang tahan terhadap kekeringan. Padi-padi ini memiliki akar yang kuat dan mampu menyerap air dari dalam tanah dengan lebih efisien. Dengan menanam varietas padi lokal, petani tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Petani Rancabango juga menerapkan teknik budidaya yang ramah lingkungan. Mereka membuat pupuk organik dari sisa-sisa tanaman dan kotoran hewan untuk menyuburkan tanah. Dengan cara ini, mereka tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tetapi juga meningkatkan kualitas tanah secara jangka panjang.

Selain itu, petani Rancabango juga menghindari penggunaan pestisida kimia secara berlebihan. Mereka lebih memilih menggunakan pestisida nabati atau pengendalian hama secara biologis. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan tanah dan ekosistem di sekitar sawah.

Tantangan dan Harapan

Meskipun telah memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan, petani Rancabango tetap menghadapi berbagai tantangan. Perubahan iklim yang semakin ekstrem, seperti peningkatan suhu dan intensitas curah hujan yang tidak menentu, menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan pertanian mereka.

Namun, semangat dan keuletan petani Rancabango tidak pernah luntur. Mereka terus berinovasi dan mencari solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan pertanian di Rancabango dapat terus berkembang secara berkelanjutan dan menjadi contoh bagi daerah lain.

Kisah petani Rancabango mengajarkan kita banyak hal. Kearifan lokal adalah aset berharga yang perlu dilestarikan. Dengan menggabungkan pengetahuan tradisional dengan teknologi modern, kita dapat membangun sistem pertanian yang berkelanjutan dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan petani sangat penting untuk mewujudkan pertanian yang maju dan sejahtera.

Ilustrasi - Petani di Rancabango, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat sedang menanam padi, Ahad (1/9/2024). | Dokumentasi Pribadi
Ilustrasi - Petani di Rancabango, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat sedang menanam padi, Ahad (1/9/2024). | Dokumentasi Pribadi

Pesan Moral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun