Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Jurnalis dan Pendidik dari Bandung

31.03.24

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Tone-Deaf: Sebuah Film Horor-Komedi yang Tidak Tepat Nadanya

31 Agustus 2024   05:43 Diperbarui: 31 Agustus 2024   07:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Film Tone-Deaf | rottentomatoes.com

Tone-Deaf adalah film horor-komedi (2019) yang mencoba menyindir kesenjangan generasi antara Generasi Milenial dan Generasi Baby Boomer. Sayangnya, meskipun memiliki premis yang menjanjikan dan pemain yang berbakat, film ini gagal mencapai potensinya.

Kisah ini berkisar pada Olive, seorang pemuda Milenial yang kaya raya yang menyewa rumah terpencil dari Harvey, seorang pria tua yang pemarah. Kepribadian mereka yang bertolak belakang dan pandangan dunia yang berbeda menciptakan dinamika yang menegangkan yang meningkat menjadi serangkaian pertemuan yang semakin absurd dan penuh kekerasan.

Meskipun konsepnya menarik, eksekusinya tidak konsisten. Film ini berjuang untuk menemukan keseimbangan antara horor dan komedi, sering kali terlalu condong ke salah satu atau yang lain. Elemen horor terasa dipaksakan dan dapat diprediksi, sementara momen komedi sering kali membuat ngeri dan sangat bergantung pada stereotip.

Penampilan Amanda Crew dan Robert Patrick solid, tetapi mereka tidak dapat memperbaiki kekurangan film tersebut. Crew berhasil memerankan karakter Olive yang sok berkuasa dan naif, sementara Patrick tampil mengancam sebagai Harvey. Namun, upaya mereka terhambat oleh naskah yang kurang bernuansa dan mendalam.

Pada akhirnya, Tone-Deaf adalah sebuah kesempatan yang terlewatkan. Film ini bisa saja menjadi sebuah komentar yang cerdas dan menggugah pikiran tentang perbedaan generasi, tetapi sebaliknya, film ini adalah film horor-komedi yang berantakan dan tidak bersemangat yang gagal menarik perhatian.

Ringkasan

Film "Tone-Deaf" mencoba menyajikan satir yang menggelitik tentang perbedaan generasi antara Milenial dan Baby Boomers. Namun, meskipun memiliki premis yang menarik dan dibintangi oleh aktor-aktor berbakat, film ini gagal mencapai potensinya.

Keuntungan:

Premis Menarik: Konflik antara generasi muda yang manja dan orang tua yang keras kepala menawarkan potensi komedi dan horor yang menarik.

Pemeranan Solid: Amanda Crew dan Robert Patrick memberikan penampilan yang meyakinkan, namun terkendala oleh skrip yang kurang kuat.

Kekurangan:

Balance yang Tidak Seimbang: Film ini kesulitan menyeimbangkan unsur horor dan komedi, sehingga terkesan dipaksakan dan tidak natural.

Satire yang Stereotipe: Humor yang disajikan terlalu mengandalkan stereotipe generasi, sehingga terasa kurang cerdas dan mendalam.

Plot yang Prediktabel: Elemen horor dalam film ini terasa terlalu umum dan mudah ditebak.

Intisari

"Tone-Deaf" adalah sebuah film yang memiliki potensi besar, namun gagal merealisasikannya. Film ini bisa menjadi kritik sosial yang cerdas, namun sayangnya terjebak dalam formula horor-komedi yang sudah sering kita lihat.

Mengapa Film Ini Gagal? Salah satu alasan utama adalah kurangnya kedalaman dalam pengembangan karakter. Karakter-karakter dalam film ini terasa terlalu dangkal dan hanya menjadi representasi dari stereotipe generasi.

Apa yang Bisa Ditingkatkan? Film ini bisa menjadi lebih baik jika lebih fokus pada pengembangan karakter dan eksplorasi tema yang lebih kompleks. Selain itu, humor yang lebih cerdas dan satir yang lebih tajam juga bisa menjadi nilai tambah.

"Tone-Deaf" adalah sebuah contoh bagaimana sebuah film dengan premis yang menarik bisa menjadi kurang memuaskan jika tidak dieksekusi dengan baik. Namun, kegagalan sebuah film juga bisa menjadi pelajaran berharga untuk memahami apa yang membuat sebuah film menjadi sukses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun