Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepedulian Sosial, Solusi Mengatasi Masalah Kematian karena Kelaparan

15 Agustus 2024   06:27 Diperbarui: 15 Agustus 2024   06:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa kepastian akan makanan berikutnya? Atau bagaimana rasanya melihat anak kita menderita karena kekurangan gizi? Kematian akibat kelaparan adalah tragedi kemanusiaan yang seharusnya tidak terjadi di era modern ini.

Kelaparan bukanlah sekadar masalah kekurangan makanan, tetapi juga cerminan dari ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan kurangnya akses terhadap sumber daya. Masalah ini begitu kompleks, namun solusinya sederhana.

Di tengah kelimpahan sumber daya dunia, masih banyak anak-anak yang meninggal karena kelaparan. Ironis bukan? Setiap hari, jutaan anak di berbagai belahan dunia tidur dengan perut kosong. Kematian akibat kelaparan bukanlah takdir, melainkan akibat dari ketidakpedulian dan sistem yang belum optimal.

Salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) adalah mengakhiri kelaparan dan mencapai ketahanan pangan. Untuk mencapai tujuan mulia ini, dibutuhkan komitmen dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, hingga individu. Kepedulian sosial menjadi kunci untuk mewujudkan dunia yang bebas dari kelaparan.

Menumbuhkan Kepedulian Sosial untuk Membantu Sesama

Kepedulian sosial adalah landasan bagi masyarakat yang harmonis. Ketika kita peduli terhadap sesama, kita membangun hubungan yang lebih kuat, saling menghormati, dan saling membantu. Hal ini menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung bagi semua orang.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa kepedulian sosial sangat penting:

Pertama, membangun masyarakat yang inklusif. Dengan saling peduli, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, di mana semua orang merasa dihargai dan memiliki tempat. Ketika kita berbicara tentang masyarakat yang inklusif, kita membayangkan sebuah komunitas di mana setiap individu, terlepas dari latar belakang, kemampuan, atau identitasnya, merasa diterima, dihargai, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.

Kedua, mengurangi kesenjangan sosial. Kepedulian sosial dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dengan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Berbicara kesenjangan sosial, kita merujuk pada perbedaan yang signifikan dalam akses terhadap sumber daya, peluang, dan kehidupan yang layak antara berbagai kelompok masyarakat. Kesenjangan ini seringkali menciptakan jurang yang dalam dan menghambat kemajuan bersama.

Ketiga, menciptakan dampak positif yang lebih luas. Tindakan kepedulian sosial, sekecil apapun, dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga menciptakan efek domino yang positif. Segala bentuk tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain atau lingkungan sekitar, tanpa mengharapkan imbalan. Tindakan ini bisa sangat sederhana, seperti membantu seorang teman yang kesulitan, mendonasikan barang bekas, atau membersihkan lingkungan sekitar.

Keempat, memenuhi kebutuhan dasar manusia. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Dengan saling membantu, kita dapat memastikan bahwa kebutuhan dasar ini terpenuhi. Ini artinya menekankan pentingnya kerjasama dan gotong royong dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Ketika kita saling membantu, kita berbagi sumber daya dan kemampuan untuk memastikan bahwa semua orang dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun