Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghadapi Tantangan Emosional dan Finansial Sebagai Single Parent

18 Juli 2024   10:14 Diperbarui: 18 Juli 2024   10:17 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Single Parent (Freepik)

Menjadi seorang single parent adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan lika-liku. Di satu sisi, ada rasa bangga dan bahagia dapat membesarkan anak-anak dengan penuh kasih sayang. Di sisi lain, ada banyak tantangan emosional dan finansial yang harus dihadapi.

Single parent adalah orang tua yang tidak memiliki suami, istri atau pasangan dan hidup dengan satu atau beberapa anak. Mereka membesarkan dan mengasuh anak-anaknya sendirian, tanpa bantuan pasangan. Ada berbagai alasan mengapa seseorang menjadi orang tua tunggal, di antaranya karena ditinggal pasangan karena kematian, perpisahan atau alasan lainnya.

Dalam mangarungi kehidupan bersama keluarganya, seorang single parent tentu akan menghadapi segala sesuatu dengan mengutamakan kemampuan dirinya sendiri. Seorang single parent dituntut untuk mampu menjadi orang tua yang bisa mengelola jiwa dan harta demi kehidupannya yang lebih baik.

Tantangan Emosional:

Kesatu, kesepian dan isolasi. Orang tua tunggal sering kali merasa sendirian dan terisolasi, terutama pada tahap awal menjadi orang tua tunggal. Hal ini, sangatlah dimaklumi karena seorang single parent dalam dirinya akan merasa, bahwa dirinya akan akan hidup sendiri tanpa pasangan.

Kedua, stres dan kelelahan. Mengurus anak sendirian dapat menjadi sangat melelahkan, baik secara fisik maupun emosional. Tentu, mengurus anak sendirian, mulai keperluan keseharian, pendidikan dan kesehatan anak memerlukan ekstra pikiran yang lebih.

Ketiga, rasa salah. Orang tua tunggal sering kali merasa bersalah karena tidak dapat menghabiskan cukup waktu dengan anak-anak mereka atau memberi mereka semua yang mereka inginkan. Dengan keterbatasannya tak jarang orang tua tunggal merasa bersalah karenan tak mampu membahagiakan keluarga dengan maksimal.

Keempat, kesulitan mengatur emosi. Orang tua tunggal mungkin kesulitan mengelola emosi mereka sendiri, terutama saat menghadapi stres, kemarahan, dan kesedihan. Dalam suatu saat tak jarang orang tua tunggal akan mengalami emosional yang lebih. Hal ini disebabkan oleh faktor yang mendorong kebutuhan jasmani dan rohaninya yang tak mampu terpenuhi dengan baik.

Tantangan Finansial:

Kesatu, kekurangan pendapatan. Orang tua tunggal sering kali harus bergantung pada satu pendapatan saja, yang dapat menyulitkan untuk memenuhi kebutuhan.

Kedua, tingginya biaya hidup. Biaya hidup terus meningkat, sehingga single parent perlu berusaha lebih keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun