Di ufuk senja, mentari kian redup,
Membawa bayang senja yang kelam.
Angin semilir membawa aroma harum,
Menemani rinduku yang kian mendalam.
Ibu, oh Ibu, di manakah dirimu?
Rinduku padamu bagai ombak yang tak henti berdebur.
Ingin kudekap erat dalam pelukanmu,
Merasakan kasih sayangmu yang begitu murni dan tulus.
Terbayang wajahmu yang selalu tersenyum,
Penuh kasih dan sayang yang tak ternilai.
Kata-katamu bagai bisikan malaikat,
Menuntunku di jalan yang benar dan terarah.
Oh Ibu, betapa aku rindu masakanmu,
Hidangan lezat yang selalu kau sajikan.
Penuh cinta dan kasih yang kau tuangkan,
Membuatku selalu ingin kembali ke rumah.
Ibu, maafkanlah jika aku tak selalu menurut kata-katamu.
Maafkanlah jika aku tak selalu bisa membahagiakanmu.
Aku berjanji akan selalu berusaha yang terbaik,
Untuk menjadi anak yang selalu kau banggakan.
Ibu, doakanlah aku selalu,
Agar aku selalu berada di jalan yang benar.
Aku ingin membanggakanmu, Ibu,
Dan membuatmu selalu bahagia.
Rinduku padamu takkan pernah pudar,
Walaupun jarak dan waktu memisahkan kita.
Engkau selalu di hatiku, Ibu,
Sebagai sosok yang paling aku cintai selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H