Mohon tunggu...
Jujun Junaedi YAG
Jujun Junaedi YAG Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Segenggam Harapan

19 Juni 2024   17:01 Diperbarui: 19 Juni 2024   17:06 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Puisi segenggam harapan (Dok. Pribadi)

Di genggaman kecil, secercah asa kubawa,
Melangkah di jalan penuh rintangan dan duka.
Harapan yang kupupuk, bagai api di dada,
Menyinari langkah, di kala gelap menyapa.

Walaupun badai menerjang, tak henti kulangkah,
Menepis keraguan, yang ingin merenggut semangat.
Harapan yang kupupuk, bagai benteng di jiwa,
Melindungi diri, dari rasa putus asa.

Di setiap helaan napas, doa selalu kupanjatkan,
Agar harapan ini, terus bertunas dan bersemi.
Menjadi kekuatan, untuk melangkah maju,
Meraih mimpi dan cita-cita, yang terpendam di hati.

Walaupun terkadang, air mata membasahi pipi,
Harapan tak pernah pudar, di dalam relung hati.
Yakinlah selalu, bahwa esok lebih cerah,
Bersama secercah harapan, yang selalu ku bawa.

Catatan:


Puisi ini tentang kekuatan harapan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan. Harapan digambarkan sebagai secercah cahaya yang menerangi jalan di saat gelap, benteng yang melindungi dari rasa putus asa, dan kekuatan untuk melangkah maju. Puisi ini mengajak pembaca untuk selalu memiliki harapan, meskipun di tengah kesulitan, karena esok akan selalu lebih cerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun