Saat ini, hampir kebanyakan orang dari jenjang umur yakni tua, dewasa, muda bahkan anak-anak sudah mengenal media sosial (medsos).
Media sosial merupakan perangkat teknologi komunikasi dan informasi melalui media internet. Di mana melaui media sosial itu, seseorang bisa berinteraksi dengan orang lain secara cepat dan global.
Melalu media ini seseorang bisa berinteraksi dengan orang lain secara online dengan membagikan atau memposting konten, berupa tulisan, foto atau video.
Bahkan, melalui media sosial ini, seseorang bisa mengembangkan usahanya, baik berupa  menawarkan barang atau jasa dan bentuk usaha lainnya.
Adapun, untuk urusan pribadi, tidak sedikit orang menyebarkannya melaui update status di berbagai media sosial. Tiada lain dengan tujuan agar kegiatan kesehariannya dapat dilihat banyak orang.
Sebut saja facebook, whatsapp, instagram, telegram, twitter/X adalah jenis aplikasi media sosial yang banyak digunakan di dunia, termasuk Indonesia salah satu negara terbesar pengguna medsos tersebut.
Di samping dampak positif dari media sosial, juga terdapat dampak yang tidak bersahabat dengan penggunanya, seperti gangguan mental (psikologis).
Untuk mengantisipasi gangguan mental tersebut, di saat bulan Ramadan seperti sekarang ini, yang di dalamnya ada ibadah puasa, maka perlu kiranya sejenak bagi umat  Islam untuk berpuasa (berhenti) terhadap media sosial.
Dampak positif medsos diutarakan pakar psikokogi UMM Alifah Nabilah Masturah SPsi MA. Dengan berpuasa media seseorang akan lebih bersyukur atas karunia, memiliki waktu untuk refleksi diri, fokus kepada orang yang dicintai, dan tidak membanding diri dengan orang lain.
1. Lebih Bersyukur
Dengan puasa media sosial seseorang akan lebih bersyukur apa yang dimilikinya. Artinya dengan menahan diri untuk tidak berinteraksi  atau tak menggunakan medsos secara otomatis dirinya tak akan bisa melihat berbagai hal tentang orang lain.
Dengan demikian, dirinya akan berusaha untuk menahan syahwat keinginan guna mempertontonkan kelebihan keadaannya. Sehingga dirinya dapat mengontrol diri dan bersikap tawadhu (menerima keadaan dengan bersykur).