Anak-anak yang biasa mengaji di waktu Magrib, pada bulan Ramadan dialihkan waktunya setelah shalat Ashar.
Setelah melaksanakan shalat Ashar dan tadarus Al-Qur'an, anak-anak pengajian di masjid Al Ikhlas, dekat tempat tinggal saya, tidak langsung pulang. Melainkan, mereka ngabuburit dulu di halaman masjid.
Berbagai cara yang dilakukan anak-anak  menunggu waktu Magrib (ngabuburit). Seperti bertadarus Al-Qur'an, jalan-jalan, melakukan permainan dan lain sebagainya.
Seperti sore ini, mereka asyik bermain sapintrong. Sapintrong adalah permainan anak-anak jaman dulu yang berasal dari Jawa Barat. Permainan sapintrong menggunakan tali yang terbuat dari karet gelang. Karet gelang yang cukup banyak, lalu dirangkai (diuntun bahasa Sunda). Biasanya panjang tali 5 meteran.
Permainan ini biasa dan sering dimainkan oleh anak-anak perempuan secara perorangan atau kelompok. Permaianan asal Jawa Barat ini, saat ini sudah jarang dimainkan anak-anak.
Permainan sapintrong memerlukan stamina dan fisik yang kuat, karena harus dimainkan dengan lincah dan melakukan gerakan loncatan-loncatan. Sangat wajar kalau sapintrong ini sangat menarik dan bisa menyehatkan bagi kesehatan anak.
Cara bermain sapintrong sebagai berikut, tali dipegang oleh dua orang dengan cara direntangkan sekitar lebar 3 meter. Lalu pemain lainnya bersiap untuk meloncat. Loncatan pertama, biasanya tali diletakan dari bawah sekitar betis, loncatan kedua dialihkan ke paha, ke perut, ke dada, telinga dan ada juga sampai ke kapala.
Dari setiap posisi letakan tali, pemain yang lain meloncat dan melintasi tali tersebut, dengan terlebih dahulu mengambil awalan ke belakang. Begitu seterusnya dilakukan. Apabila ada pemain yang tidak berhasil melewati lintasan tali, maka pemain itu bergilir memegang tali.
Menariknya lagi pada permainan ini adalah bukan hanya loncatan, tapi ada variasi gerakan memainkan tali dengan cara tali tersebut diputar oleh dua orang pemegang tali. Pemain lainnya bermain dengan cara loncat ringan dengan variasi gerakan kaki.
Setelah dilihat, permainan ini sangat asyik, menarik dan menyehatkan. Pastinya cocok dimainkan sore hari sambil menunggu buka puasa. Menurut informasi permainan tradisional ini, waktu dulu di kampung-kampung biasa dimainkan juga malam hari di saat ada bulan purnama.
Sekian. Semoga bermanfaat, selamat ngabuburit.