Mohon tunggu...
Jujun Junaedi 1
Jujun Junaedi 1 Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beda Penentuan Awal Ramadhan di Indonesia, Bukti Kekayaan Intelektual

11 Maret 2024   14:14 Diperbarui: 11 Maret 2024   14:22 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Awal Ramadhan (Foto: Dokpri)

Perbedaan penentuan awal Ramadhan di kalangan umat muslim Indonesia sudah sering terjadi, tapi tidak membuat perpecahan di kalangan umat mayoritas di negara berpenduduk terbesar di dunia ini.

Seperti halnya tahun ini, jauh hari pengurus pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa awal atau 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024. Untuk itu, warga Muhammadiyah di Indonesia pada Ahad malam, 10 Maret 2024 sudah bisa menjalankan shalat tarawih dan esoknya, Selasa sudah berpuasa.

Sedangkan, pemerintah melalui Kementerian Agama sesuai sidang Isbat, Ahad (10/3/2024) menetapkan dan mengumumkan bahwa tanggal 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024.

Namun perbedaan itu, tidak membuat negeri ini gaduh. Diantara mereka saling mengedepankan saling menghormati dan menghargai atas pendapatnya masing-masing. Mereka sudah menyadari arti penting sebuah persatuan bangsa.

Selain itu, tergambar bahwa di negara yang besar dan beragama sosial budaya kemasyarakatan menunjukan bahwa muslim di Indonesia adalah muslim yang sangat kaya akan nilai intelektual.

Sangat jelas, bahwa muslim di Indonesia sebagai muslim yang cerdas, berakal dan berpikir jernih berdasarkal ilmu pengetahuan.

Mereka semua, baik ormas keagamaan dan pemerintah mengerahkan segala kemampuan dan pikirannua untuk mengabdi dan melayani umat muslim Indonesia.

Semuanya, berjuang dan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki, baik fisik maupun pemikiran untuk berkhidmat kepada umat.

Ciri orang yang berpikir intelektual adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk berpikir kritis, memahami disiplin, serta dapat menyelesaikan masalah dalam suatu situasi.

Baik Muhammadiyah, Pemerintah dan Ormas Keagamaan lainnya di Indonesia diisi oleh orang-orang yang intelektual yaitu orang-orang yang mempunyai keilmuan mumpuni sesuai bidangnya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun