Rabu sore, 21 Februari 2024 tersiar luas di media sosial (medsos) angin puting beliung menerjang kawasan industri PT Kahatek Rancaekek Bandung. Bukan hanya pabrik yang terkena amukan puting beliung, tapi di sekitarnya pun kena imbasnya, seperti bangunan warga dan pepohonan di area jalan Rancaekek pada tumbang.
Tak sengaja melihat lokasi kejadian, setelah bersilaturahim keluarga di Garut, Ahad (24/2) saya bersama keluarga, istri dan tiga orang anak mampir dulu melihat dari dekat lokasi kejadian yang menggemparkan 4 hari yang lalu.
Pantesan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa angin puting beliung di Rancaekek itu adalah Tornado pertama di Indonesia.
Hal ini cukup berdasar, karena setelah melihat dari dekat, bukan hanya bangunan PT Kahatek yang rusak, tapi bangunan PT Kwalram Rancaekek yang persis di pinggir Jalan Rancaekek juga terdampak rusak cukup parah.
Atap pabrik Kwlaram tidak ada, hanya yang tertinggal rangka bangunan bagian atas. Hingga kini bangunan yang rusak belum tampak belum diperbaiki.
Bangunan yang rusak selain PT Kahatek dan Kwalram juga ada beberapa bangunan pabrik lainnya yang atapnya pada bolong.
Masjid di area pabrik Kwalran yang berkubah ornamen melamin juga tidak luput dari amukan Tornado. Kubah masjid tersebut pada ngelupas disapu angin.
Rata-rata kerusakan bangunan dampak Tornado adalah bagian atap. Terutama yang berbahan seng, asbes dan sejenisnya. Tapi kalau atap dari genting tanah lihat terlihat banyak yang masih utuh.
Selain bangunan ada juga billboard yang rusak dan pepohonan di area itu banyak yang tumbang.
Menurut informasi dari warga tidak ada korban meninggal, hanya kerugian material yang lumayan berarti.