Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - terus lumampah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kabar dari Bandung Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dua Pilihan, Generous atau Miserly, Perhatikan Al-Qur'an Surat Al-Lail

16 Oktober 2022   10:29 Diperbarui: 16 Oktober 2022   10:31 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedekah jariah adalah amal yang tidak pernah terputus dan mengalir terus sampai ke akhirat. (Foto Pribadi) 

Berani hidup pastinya harus siap menghadapi dua pilihan, seperti bahagia atau susah, menang atau kalah, senang atau sedih dan banyak lagi contoh lainnya.

Begitu juga sama halnya manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasangan, sejak Nabi Adam as dan istrinya Hawa hingga sekarang manusia ditakdirkan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Dunia yang saat ini kita diami dengan izin Allah berpasangan ada siang dan malam. Siang diperuntukan untuk beraktivitas sesuai kemampuan dan malam digunakan untuk istirahat.

Terkait apa yang disebutkan di atas, Allah SWT dalam Al-Qur'an surat ke 92, Al-Lail bersumpah mengenai waktu siang dan malam, termasuk penciptaan laki-laki dan perempuan.

Di ayat ini juga diterangkan bagaimana manusia dalam mencari usaha memperoleh kebahagian di akhirat. Kunci kebahagian untuk akhirat adalah tergantung pada cara menanfaatkan harta yang dimilikinya.

Dalam membelanjakan setiap hartanya, Allah SWT memberikan dua pilihan kepada manusia, apakah menjadi seorang pemurah/dermawan (Generous) atau menjadi orang yang pelit/kikir/bakhir (Miserly).

Dijelaskan dalam Al-Qur'an surat ke 92, Al-lail mulai ayat 4 di surat Al-Lail bagaimana manusia bermacam-macam dalam membelanjakan/memanfatkan hartanya. Orang yang mudah/pemurah/dermawan atas hartanya, maka Allah akan permudah jalan kebahagian (Surga). Sebaliknya, barangsiapa yang kikir/pelit atas hartanya, maka Allah permudah jalan kesukaran (Neraka).

Ayat keempat menyebutkan bahwa tiap manusia akan berbeda-beda dalam usahanya, inna sa'yakum lasyattaa, artinya "sungguh, usahamu memang beraneka macam."

Disambung ayat selanjutnya yakni ayat kelima dan keenam, fa ammaa man a'thoo wattaqoo, artinya"maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa," kemudian, wa shoddaqo bil husnaa, "dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga)," maka ayat ketujuhnya menjelaskan, fa sanuyassiruhuu lil-yusroo, artinya, "maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan)."

Sebaliknya ayat kedelapan menyebutkan
wa ammaa mam bakhila wastaghnaa, artinya, "dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah)," dan ayat sembilan, wa kazzaba bil-husnaa, artinya "serta mendustakan (pahala) yang terbaik," maka ayat kesepuluh menjawab fa sanuyassiruhuu lil-'usroo, artinya "maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun