[caption id="attachment_121874" align="alignleft" width="151" caption="Padi Jenis Cehirang"][/caption] Hampir 95% petani di Sragen mengalami gagal panen. Kegagalan ini diperkirakan karena pemberian bibit padi oleh pihak pemerintah setempat. Benih ini bernama "CEHIRANG", secara signifikan saya kurang memahami bentuknya dan kelebihannya karena belum melihat langsung. Bibit hasil perkawinan silang model IR18349-53-1-3-1-3/ IR19661-131-3-1// IR19661-131-3-1-///IR64/////IR64 yang dikeluarkan oleh Badan Litbang Pertanian pada tahun 2000 ini katanya sangat cocok ditanam di dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Diperkirakan bahwa bibit padi tersebut tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3. Selain itu juga tahan terhadap Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV. Padi yang diperkirakan menghasilkan nasi pulen ini saat panen raya di kabupaten Sragen mengalami kegagalan total. Untung tidak semua petani menanam bibit tersebut, sehingga 5 % dari petani masih bisa panen. Wah kasihan banget mereka yah, bayangkan saja dari luas lahan sawah sekitar 40.037,93 Ha, hanya berapa hektar yang bisa panen. Keahlian para petani memang sangat diharapkan, selain hanya bertengger pada pemerintah daerah setempat. Informasi ini saya dapatkan dari teman saya yang bekerja sebagai petani di daerah Sragen.
Bibit padi tersebut kebanyakan di serang hama wereng coklat, ntah ga tahu tipe berapa. Mungkin hama ini sudah
[caption id="attachment_121875" align="alignright" width="275" caption="Petani dan Hama Tikus"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H