Penampilan dari Jawa Tengah
Gita Permata Nusantara, adalah salah satu acara rutin yang digelar oleh TMII setiap akhir tahun. Pada Tahun 2012 lalu diselenggarakan pada tanggal 22 sampai 23 Desember 2012. Saya sendiri mengikuti acara tersebut bersama team keseniaan dari Kabupaten Wonogiri yang ditunjuk oleh pemerintah Propinsi mewakili Jawa Tengah. Jika dilihat dari kelasnya yang bertaraf nasional, sebenarnya acara ini sangat disayangkan, karena tidak melibatkan berbagai media, baik itu media tulis, maupun media televisi (sepengetahuan saya lho ya). Saya merasa kurangnya persiapan acara ini, sebab penonton yang datang sangat minim, jika dibandingkan pengunjung TMII yang pada saat digelar acara sangat penuh, bahkan di TMII sendiri mengalami kemacetan.
Gita Permata Nusantara ini berusaha menampilkan bentuk2 baru karya anak bangsa sesuai dengan ethnisitas masing-masing daerah, dengan menggunakan medium musik (lagu) dan tarian. Jelas secara tidak langsung dari acara ini dapat kita nikmati keragaman bangsa kita dari sabang sampai merauke. Sayang sekali pada pelaksanaan bulan Desember lalu hanya diikuti oleh 16 propinsi. Padahal di Indonesia tercatat lebih dari 30 propinsi. Jika dilihat dari konseptor penyelenggara acara jelas kita tangkap bahwa acara ini sebenarnya adalah acara yang sifatnya SANGAT INDONESIA sekali, dibandingkan dengan acara IMB (Indonesia Mencari Bakat). Ironis memang kalau pengunjung atau penontonya, separuh gedung Sasana Langen Budaya itu separoh saja tidak ada. Juri yang terlibat sebagai team penilai adalah terdiri dua kriteria, yaitu juri yang mewakili masing-masing daerah dan juri utama yang terdiri dari berbagai basic musik yang berbeda-beda, seperti Rahayu Supanggah yang terkenal sebagai komposer ethnic tingkat dunia, yang ironis sangat tidak dikenal di negerinya sendiri dan ada 3 juri lainya. Saya bangga ketika ditunjuk oleh Dinas Pariwisata Wonogiri untuk mengaransemen lagu yang akan dilombakan. Awalnya lagu dikerjakan oleh teman-teman saya, dan karena kurang puasnya pihak Dinas, akhirnya saya dilibatkan untuk mengaransemen ulang lagu tersebut. Semampu saya berusaha menggubah lagu tersebut bernuansakan rasa ethnik Jawa Tengah. Dengan basic tradisi yang melekat pada diri saya, akhirnya lagu yang saya kasih judul Edi Peni ini mampu memenangkan perlombaan tersebbut, dengan membawa pulang lagi piala bergilir sebagai juara umum. Berita lebih lengkap cukup klick DI SINI. Edi Peni lagu yang bercerita tentang eksotisme kabupaten Wonogiri dan aneka wisata yang ada di Jawa Tengah, meskipun tidak masuk semua di dalamnya. Keunikan aransemen yang saya lakukan adalah masuknya aneka ethnisitas yang benar-benar mewakili karakteristik Jawa Tengah. Seperti karakter badutan gaya Sragenan, karakter musik Calung dari Banyumas, karakter musik Jaran kepang yang ada di Jawa Tengah, karakter keroncong yang sifatnya nasional. Untuk mendengarkan lagu tersebut cukup klik DI SINI. Harapan saya di tahun depan adalah, semoga acara ini lebih banyak penontonya, dan melibatkan berbagai media, baik visual maupun tulis, supaya acara yang sangat Indonesia ini diketahui oleh banyak khalayak umum. sekian reportasi saya, maaf terlambat menulis, berharap ada wartawan lain menulis, ternyata setelah browsing di enternetpun hanya Solopos yang mewartakannya. sangat disayangkan. Foto diambil dari http://jurnalisfoto.org/gita-permata-nusantara-menggali-kekayaan-khasanah-budaya-daerah/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H