Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Kamu

5 Oktober 2012   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1349464953888037785

"Kaulah hidupku Arjuna." Kata Banowati. "Jangan lebay." Sahut Arjuna sambil nyubit hidung mancung si Banowati. "Ahh, sakit sayang. Muach." Ciuman mesra Banowati mendarat di bibir Arjuna. "Kapan kamu akan melamarku?" Tanya Banowati manja. "Kapan-kapan kalau sudah ada jadwal." Jawab Arjuna "Dijadwalkan dong beibh." "Ya ya bawel, nanti ak ngobrol sama Ibu." "Cuma diobrolin?" "Maunya?" "Buktikan sayang." "Semudah itukah?" "Menurutmu nikah itu apa?" "Nikah itu mengakhiri hidup lajang." "Nikah itu ikatan suci sayang, didambakan oleh semua gadis." "Apakah cuma ikatan saja?" "Soal hidup nanti, itukan rahasia Tuhan, Wekk." "berarti masih belum pasti donk." "Ya iyalah." "Kok nyuruh aku memastikan hubungan?" "Ih, dasar bawel, nakal, memang kamu ga mau nikahin aku?" "Jelas maulah, Kakak itu cinta pertamaku." "Kamu juga Arjuna." Senja berlalu, malam datang tak terasa. Ocehan burung mulai sunyi, kelelawar bertaburan keluar dari sarangnya. Kedua insan masih lelap dalam pembicaraan manja mereka. Dan datangnya malam memaksa mereka untuk berpisah untuk sesaat. "Banowati." Belum juga Banowati duduk, sudah dipanggil ayahnya. "Iya ayah." "Duduk sini nak, ayah mau bicara." Rujuk Salya ayah Banowati. "Sebentar mau mandi dulu." "Mandinya bisa nanti, ayah punya kabar gembira untukmu." "Emh, apakah itu ayah." "Kamu sudah siap menikah?" Banowati kaget mendengar kata ayahnya, jangan2 ayahnya tau tentang rencananya bersama Arjuna. Syukurlah kalau ayahnya tahu, jadi tidak ribet memikirkannya. "Emh, iya ayah, Wati siap. Tadi juga sudah bicara soal ini bersama Arjuna." Kata Banowati semangat. "Mmmmaaksud nya apa?" Kata Salya gagap menanggapi kalimat anaknya. "He he he, begini ayah. Wati sudah lama pacaran sama Arjuna. Lebih dari 2 tahun. Kan ayah tahu sendiri, tiap Wati keluar perginya juga bersama Arjuna." "Iyah, terus." "Nah, tadi Wati minta Arjuna supaya datang melamar Wati, hehehehe,, begitu ayah." "Wati." "Iya ayah." Salya jadi terpikir untuk mengatakan hal yang sesungguhnya. Sudah 2 tahun menjalin hubungan asmara, bukanlah waktu yang sebentar. Padahal Salya sudah terlanjur berjanji pada Kurupati dan menerima lamarannya, setelah 2 gagal melamar putri-putrinya. Harapannya hanya pada Banowati, bisa dan mau dipersunting Kurupati. Bingung dan bingung, mncari alasan apa supaya anaknya bisa menerima kenyataan ini. Seorang Salya, yang pantang melanggar janji, saat ini dipojokkan situasi. "Ayah sakit?" Tanya Banowati. "Emh, tidak anakku. Ya sudah kamu mandi dulu nanti kita lanjutkan ngobrolnya." BERSAMBUNG Ilustrasi foto dari MBAH GOOGLE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun